Sekitar tahun enam puluhan, di Bandung Ayah memiliki langganan gerobak martabak asin di jalan Karapitan, namun Ayah tidak puas dengan kelas martabak yang hanya membedakan biasa dan istimewa dari jumlah telur-nya atau jenis telur-nya saja (ayam atau bebek). Maka Ayah meminta martabak yang lain dari yang lain yakni martabak spesial yang dibungkus lagi dengan martabak kedua.
Sering sekali martabak yang kita lihat di satu sisi ada lipatan-nya sehingga jika ditinjau dari ketebalan martabak, salah satu sisi hanya satu lapisan kulit namun disisi yang lain terlalu banyak kulit/lipatan. Nah dengan martabak ala Ayah ini, alias super spesial, maka jumlah lapisan kulit dikedua sisi menjadi sama, dan martabak-nya juga otomatis menjadi lebih tebal.
Saat pertama kali meminta jenis ini, Ayah bahkan sampai berdiri di samping kuali ceper sang tukang martabak, aktif memberikan instruksi untuk proses “kelahiran bayi-nya “ ini. Menurut Ayah bertahun tahun kemudian teknik super spesial ini menyebar ke berbagai gerobak, dan Ibu yakin seyakin-nya bahwa Ayah lah yang pertama kali memulai jenis “super spesial” ini.
No comments:
Post a Comment