Pengantar : Tulisan ini merupakan satu dari sekian tulisan almarhum Ayah saya Saiful Parmuhunan Pohan, yang telah berpulang di bulan Juli tahun 2002, namun tulisan-nya yang mengalir, dan penuh dengan ide masih sangat relevan dengan kekinian. Saya dedikasikan bagi almarhum semoga bermanfaat bagi kita yang masih hidup dan menjadi amal baik bagi-nya di alam sana. Topik kali ini mengenai bahasa, dan terdiri dari enam seri.
Pada masa kepemimpinan Margaret Thatcher ada sekelompok mahasiswa yang usil di negeri itu yang sengaja mengintip dan mencari-cari kesalahan sang nyonya dalam berbahasa. Setelah berlangsung beberapa saat mereka menyerah. Mereka gagal menemukan kesalahan yang berarti, baik dalam ucapan apalagi tulisan. Orang Inggris umumnya sangat mencintai dan bangga akan bahasanya. Mereka puas dan senang bila ada bangsa lain berbahasa Inggris. Adapun dialeknya tidaklah begitu penting. Apakah dengan dialek Australia, logat Amerika, India, Philippina, Singapura dan sebagainya tidaklah terlalu penting, asal strukturnya benar.
Berbeda dengan kita, Bahasa Indonesia dari mulut Jawa ketelinga Batak atau sebaliknya akan terasa janggal dan menjadi bahan ejekan. Padahal kita mempunyai ratusan suku dan sebanyak itu pulalah dialek yang kita miliki. Kita tidak dapat menerangkan bagaimana sang bunda mengajari kita memakai dialek tertentu. Walaupun sudah puluhan tahun tidak lagi berada di kampung, penulis ini, misalnya tetap memiliki dialek itu. Di Kampung dialek penulis telah dianggap terlalu Jawa, sedang di Jawa warna logat penulis masih tetap terasa.
Setiap suku menganggap dialek merekalah yang benar dan dialek suku lain tetap janggal di telinga mereka. Bahkan dialek Melayu pun, darimana Bahasa Indoneesia berasal tidak dapat kita akui sebagai dialek Bahasa Indonesia yang tepat. Namun demikian di sini kita tidak membicarakan dialek. Yang menjadi pusat pembicaraan kita adalah sudah sejauh mana kita menghayati dan menjunjung tinggi bahasa nasional kita. Dalam uraian berikut kita ilustrasikan berbagai kekeliruan, kesalahan dan kejanggalan yang kita lakukan sehari-hari sepanjang yang dapat penulis tangkap.
No comments:
Post a Comment