Pengantar : Tulisan ini merupakan satu dari sekian tulisan almarhum Ayah saya Saiful Parmuhunan Pohan, yang telah berpulang di bulan Juli tahun 2002, namun tulisan-nya yang mengalir, dan penuh dengan ide masih sangat relevan dengan kekinian. Saya dedikasikan bagi almarhum semoga bermanfaat bagi kita yang masih hidup dan menjadi amal baik bagi-nya di alam sana. Untuk bahasan kali ini adalah mengenai manajemen gotong royong yang terdiri dari 7 bagian, yaitu pengantar, makna, contoh, sumber dana, administrasi dana, promosi serta penutup dan terdiri dari 16 tulisan.
Konperensi pers, tatap muka, temu wicara adalah jalur yang selalu efektif. Nada menggurui tidak diminati. Nada bertanya, seakan-akan kita kehilangan akal adalah kiat yang biasanya berhasil. Lewat “perundingan” dengan pembaca kita memperoleh banyak masukan. Bagaimana logo yang baik dan motonya dapat “dirundingkan” dengan pembaca.
Diskusi di televisi dengan tokoh-tokoh panutan dengan tanya jawab (yang lebih dulu direkayasa) adalah informasi-informasi (=acara) yang tidak mungkin ditinggalkan pemirsa. Pertanyaan-pertanyaan, seperti Siapa saja yang bisa masuk menjadi anggota koperasi tertentu, dan apa keuntungan yang akan dinikmatinya, Koperasi apa yang perlu diikuti oleh seorang dokter, tukang cukur, pedagang rokok, pengemudi,, sejauh mana peluang seorang pengemudi dapat memiliki sendiri kendaraan bila menjadi anggota KOPANGDRI (=koperasi angkutan mandiri), apa perbedaan gotongroyong konvensional dengan gotongroyong modern yang dikelola X, manajemen gotongroyong dan puluhan pertanyaan lainnya yang sangat menarik.
Salah satu yang penting melalui jalur ini X harus mempersiapkan sebuah tulisan (feature) untuk dimuat oleh mas-media. Jauh sebelum wawancara di TV itu harus diumumkan di harian.
Bab ini adalah bab yang sangat teknis yang berada di luar kemampuan kami.
No comments:
Post a Comment