Setelah sarapan kami menuju Jatim Park 2 alias Secret Zoo, masih seperti dulu dan sepertinya tetap merupakan Kebun Binatang terbaik di Indonesia, belum lagi tambahan berbagai arena main untuk anak2, plus Musium Satwa (berisi binatang2 yang sudah diawetkan dengan diorama kelas dunia). Namun karena sudah melihat yang versi mininya di Gua Maharani, sepertinya anak-anak sudah relatif familiar, bahkan Si Sulung memutuskan untuk tidak ikut dan baru akan bergabung dengan kami di Museum Angkut. Kunjungan kesini kami akhiri dengan makan siang di restoran berputar alias Jungle Fast Food yang mengelilingi kandang hewan-hewan buas seperti Leopard. Suasana di Restoran ini mengingatkan saya akan film besutan Spielberg, Jurassic Park. Sepertinya Jatim Park 2 / Secret Zoo tetap harus menjaga kualitas, karena terlihat lebih kusam dibanding saat saya terakhir kesini. Selain hal-hal diatas, fasilitas foto bersama hewan bisa dilakukan disini, dengan biaya murah alias cukup Rp. 5.000, anak-anak berfoto dengan Burung Kakaktua, Orang Hutan, Harimau Putih dan Binturong. Satu hal yang menarik disini adalah, treknya dibuat sedemikian rupa, sehingga kita bisa berjalan namun tidak kehilangan satu objek pun.
Lalu kamipun menuju Museum Angkut, dengan membayar tiket lebih anda bisa melihat Pasar Apung dan D'Topeng, namun kami memutuskan untuk fokus pada Museum Angkut saja. Ternyata memang fasilitas disini memang kelas dunia, koleksinya luar biasa termasuk helikopter yang dipakai Presiden Soekarno serta limo Hummer, serta berbagai sepeda dengan merk Harley Davidson sekalipun ada. Tidak cuma itu beberapa kendaraan tradisional seperti Cidomo yang mengingatkan kami saat jalan-jalan ke Gili Trawangan atau replika perahu berukuran besar yang dibuat berdasarkan ukiran di Candi Borobudur. Uniknya mobil hancur yang digunakan Dahlan Iskan yakni Tucuxi pun ada disini. Tema yang diusung pun menarik, dengan berjalan mengikuti petunjuk kita tidak perlu khawatir ada obyek yang terlewat, begitu juga saat melewati komplek yang disusun berdasarkan negara seperti Jerman dan Inggris.
Kami beruntung tidak langsung pulang, karena ternyata ada pawai yang cukup meriah, belasan mobil-mobil antik melintasi jalanan di Museum Angkut dengan artis-artis lokal berpakaian aneh-aneh. Namun entah kekurangan artis atau tidak, beberapa diantaranya ternyata waria yang spontan mengundang para penonton tersenyum-senyum sendiri melihat lagak mereka.
Setelah capai, kami menuju pintu keluar tak terasa mengunjungi Secret Zoo dan Museum Angkut ternyata benar-benar menghabiskan energi, untung-nya pintu keluar melewati Pasar Apung sehingga kami bisa jajan Es Tong dan Bapau dari penjual yang menggunakan perahu yang entah kenapa rasanya lezat sekali dimakan saat gerimis. Namun bagi wisatawan lain saya sarankan untuk mencoba menggunakan perahu di pasar apung, karena sesuai informasi yang kami terima banyak hal menarik seperti terowongan yang bisa kita lihat dengan fasilitas ini.
Menjelang tengah malam, kami menuju alun-alun Batu untuk makan malam, dan memilih berbagai unggas goreng, dari mulai Ayam, Burung Dara sampai Bebek yang semuanya digoreng dengan lapisan putih telur. Lalu tak lupa membeli ketan di salah satu tempat terkenal di Batu, yakni Pos Ketan. Ada berbagai jenis ketan disini, dari mulai ketan duren, ketan nangka, ketan keju, dan untuk minuman akan lebih nikmat jika membeli susu segar yang jualan persis di depan-nya. Bagi yang tidak suka susu, disini juga dijual Asle alias minuman khas daerah sini, yang mirip Bajigur plus kolang kaling, cincau dan potongan roti berbentuk kotak dengan kuah santan.
Keesokan paginya kami makan soto Ayam Lamongan Pak Sokip, di Jalan Darsono, yang biasa disajikan dengan potongan-potongan tulang ceker atau sayap dalam mangkok terpisah yang sudah jualan sejak belasan tahun yang lalu. Lalu kamipun berkemas meninggalkan kota Batu yang penuh kenangan, dan karena masih ada tujuan lain maka lokasi seperti Eco Park, D'Topeng serta Pasar Apung terpaksa kami lewatkan , semoga kelak kalau ada rezeki kami masih bisa mengunjungi Batu kembali. Sebelum pulang kami mampir di Toko Brawijaya untuk membeli berbagai oleh-oleh khas Malang di Jalan Diponegoro 74. Disini kita bisa membeli berbagai kerupuk aneh seperti apel, nangka, bahkan rambutan.
Silahkan ke link berikutnya http://hipohan.blogspot.com/2014/12/petualangan-mengelilingi-jawa-part-10.html
No comments:
Post a Comment