Wednesday, December 19, 2007

Miyamoto Musashi

Ketika smp, saya selalu gak sabar menunggu saat pulang sekolah, agar segera bisa membaca cerita bersambung tentang Musashi karya Eiji Yoshikawa, meski sebelumnya lebih terbiasa dengan cersil ala china, seperti Gan KL dan Khoo Ping Hoo, namun secara psikologis lebih asyik membaca Musashi yang lebih banyak menggambarkan pergulatan psikologis sang pendekar dibanding segala macam jurus dan pedang pusaka ataupun toya sakti yang umum kita temui pada komik silat "Cina".

Apa yang menarik dengan Musashi, pertama tentu saja bahwa tokoh ini pernah ada, bahkan tidak banyak yang tahu kalau beliau juga membuat buku dengan judul "The Book of Five Rings" yang berisi petunjuk memainkan 2 pedang samurai (panjang dan pendek), kedua, setting sejarah jaman Jepang, ketiga, senjata pedang kayu-nya yang sangat sederhana, keempat, tradisi dan budaya Jepang seperti upacara minum teh, dan kelima sekaligus paling menarik adalah jalan pedang, yang menggambarkan watak bangsa Jepang dengan "kaizen"-nya.

Meski edisi yang saya baca lebih merupakan versi terjemahan dari versi Inggris sementara versi aslinya justru jauh lebih tebal, akan tetapi secara umum kualitas buku ini memang diatas rata2. Untuk menambah pemahaman saya terhadap tokoh ini saya juga menonton film "Toshiro Mifune", dan membaca "Vagabond", versi komik dari Musashi karya Takehiko Inoue (yang sayangnya khusus dewasa, karena kekerasan yang digambarkan dalam bukunya).

Menempuh jalan pedang dengan menyambangi pendekar pada masa itu dilakukan oleh Musashi nyaris sepanjang hayatnya, mulai dari usia tiga belasan tahun sampai puluhan, sejak preman "ronin" desa Arima Kihei (yang pada masa itu berkeliling dan menantang setiap orang dari desa ke desa untuk mencari nafkah), Yoshioka Seijuro dari klan Yoshioka Kempo yang saat itu sangat terkenal, pendekar tombak biara Hozoin, sampai puncaknya duel dengan Sasaki Kojiro.

Buku tebal ini sangat menginspirasi tentang bagaimana konsistensi dan semangat dijadikan sebagai bahan bakar untuk mencapai cita2, bagaimana hari demi hari diisi hanya dengan berlatih dan fokus sebagai bagian dari misi untuk mencapai visi. Dan pada akhirnya hingga kini Musashi dianggap sebagai salah satu samurai penting dalam sejarah Jepang, meski kalau ditinjau terhadap kiprahnya terhadap arah Jepang jelas kalah dengan tokoh2 politik seperti Tokugawa Ieyasu.

Hal2 lain tentang Musashi yang unik adalah kesukaan dia melukis dan membuat patung kayu
(dalam salah satu buku tentang beliau, ada beberapa karyanya yang hingga kini tersimpan di beberapa tempat di Jepang), ini hal yang cukup ganjil pada masa itu, seorang pendekar yang sekaligus punya rasa seni. Salah satu perkataanya yang terkenal dan sangat kontradiktif dengan samurai pada masa itu adalah, "If you hold a sword with both hands, it is difficult to wield it freely to left and right, so my method is to carry the sword in one hand".

Kind Regards
Np RPWL "The World Through My Eyes"

Tuesday, December 18, 2007

Citizen Soldiers - Stephen E. Ambrose

Ditulis oleh Stephen E. Ambrose, buku terbitan tahun 1998 ini bercerita tentang ratusan pemuda terbaik Amerika yang dikirim ke medan tempur perang dunia 2, untuk melawan ratusan ribu pemuda terbaik Jerman, yang pada masa itu terbagi menjadi 2, yaitu medan Prancis (Normandia) dan medan Rusia.

Hal yang membuat buku ini menarik adalah, bukan cuma karena sempat menjadi New York Times best seller, tetapi karena ini lebih merupakan kumpulan cerita dari saksi mata yang dirangkai dan diurutkan terhadap waktu dan tempat. Diserta beberapa puluh foto tentang situasi masa itu, dimana implementasi koordinasi angkatan udara, darat dan laut pertama kali diterapkan.

Saksi mata yang diwawancarai secara langsung mewakili pihak Jerman dan sekaligus pihak sekutu dalam hal ini Inggris dan Amerika. Peperangan ini sekaligus juga menunjukkan karakter unggul bangsa Amerika saat itu dan bisa menjelaskan kenapa Amerika sekarang begitu maju, meski kualitas generasi mudanya saat ini menurun dan pada masanya nanti hegemoni mereka akan dilewati negara-negara lain seperti rising star "China".

Ceritanya sendiri berkisar pada masa diantara 7 Juni 144 dan 7 Mei 1945, dimulai dari menjejakkan kaki di pantai Normandia sampai menyebrangi sungai Rhine, jika saja saat itu Hitler lebih mendengar apa yang dikatakan para jenderalnya mungkin akhir perang dunia tidak seperti yang kita saksikan sekarang, meski mereka saat kini dicemooh karena "holocaust" tetapi apapun penetrasi mereka (jerman) ke belanda lah dengan strategi "Blietzkrieg" hanya dalam beberapa hari adalah salah satu faktor yang membantu kemerdekaan Indonesia dari penjajahan 350 tahun.

Np Gordian Knot

Wednesday, December 12, 2007

Derek Sherinian "a Guitarist with Keyboard"

Bayangkan Zakk Wylde perang gitar dengan Yngwie Malmsteen, Wylde dengan sound kasar dan brutal serta senjata picking harmonicnya yang menyalak dikombinasi dengan sound menjerit dan halus dengan sweep picking mulus dan super cepat ala Yngwie atau mendengar Al Dimeola mengawali track dengan gitar akustiknya serta dilanjutkan Yngwie dibagian solonya atau mendengar Steve Lukather bermain jazz prog, yak semua ini bisa anda dapatkan di album "Black Utopia" nya Derek Sherinian, salah satu album doi yang powerfull, dan mantaff.

Jujur saya puas mendengar permainan Kevin Moore, baik di "Images..." maupun "Awake", sayang sekali saat doi diganti dengan Derek pada dua album studio "DT", permainan Derek gak berhasil menunjukkan performa yang meyakinkan baik di "Change of.." ataupun "Falling to..." yang akhirnya karena ketidak samaan visi diganti oleh Jordan Rudess, yang memang sejak dulu diincar oleh duet Portnoy dan Petrucci (gak aneh juga karena Petrucci penggemar morse yang membuat Dixie Dregs dimana Rudess ikut bermain).

Sehingga, tak banyak harapan yang saya lekatkan pada sosok Derek, namun setelah mendengar Inertia, Planet-x, Black Utopia dan Mhythologi, serta album doi bersama Planet-x yaitu Live from oz, Moonbabies dan Quantum, pendapat saya jadi banyak berubah, beda visi dengan "DT" lalu "dikeluarkan" tak lantas membuat doi berkecil hati, justru ini kesempatan doi untuk unjuk prestasi lewat album 4 bersama Planet-X dan 5 album solo (Sampai dengan 2007). Julukan doi sebagai "King of Keys" rasanya gak salah alamat.

Apa yang menarik dari style-nya Derek, pertama permainannya sama sekali tidak egois, sebagai album keyboard player, Derek justru memilih gitaris papan atas, mulai dari Tony Macalpine, Steve Lukather, Al di Meola, Yngwie, Petrucci, Wylde, Steve Stevens, John Sykes sampai Alan Holdsworth, dimana para pendekar ini diberi ruang untuk menunjukkan skill-nya termasuk unison2 dahsyat, kedua; sound Derek yang unik (mengingatkan saya akan jan hammer, yang kolaborasinya dengan jeff beck benar2 memikat), dan ketiga; unsur fusion di album2nya menunjukkan luasnya pengaruh yang diterima Derek dan membuat album2nya kaya dengan ekspresi.

Bagi penggemar prog klasik seperti focus (prog 70'an yang didominasi instrumental), album2 derek dapat menjadi penghibur yang mengisi kevacuman instrumental prog pada saat kini,
Sebagai catatan; musisi lain yang juga unjuk kebolehan pada proyek Derek Sherinian antara lain Billy Sheehan, Jerry Goodman, Brian Tichy, Virgil Donati, Simon Philips, Tony Franklin dll.

Ranking album (imho) proyek solo Sherinian (minus album terakhir blood of the snake, karena belum punya dan dengar)

Black Utopia (*****)
Mythologi (****)
Inertia (****)
Planet-X (***)

np Derek Sherinian "Day of The Dead" Taken From "Mhytologi"

Wednesday, December 05, 2007

Sound of Music (1965) - Robert Wise

Pernah nonton film sound of music ?, ini salah satu film terbaik yang pernah saya tonton, meski diawali dengan setting gereja (dan bukan pesantren), karena ceritanya memang bermula dari seorang kandidat biarawati (diperankan oleh Julie Andrews) yang lebih nyaman dengan kehidupan di luar biara dan akhirnya menjadi istri Von Trapp, seorang duda angkatan laut (Christopher Plummer) sehingga melengkapi puzzle hilang milik keluarga von trapp menjadi utuh.

Setting nya sendiri saat Austria diinvasi Jerman, dengan kamera panoramic yang saat itu merupakan barang langka kita bisa melihat lansekap pegunungan Austria yang luar biasa indah dengan danau yang terhampar bagaikan permadani biru di pedalaman Salzburg.

Jadi apa yang membuat film ini begitu menarik dimata saya, pertama; jelas sebagai film adalah kualitas fotografi-nya, kedua; cerita yang menarik, ketiga adalah keindahan lagu-lagu sepanjang film, yang saat ini bahkan masih terasa sangat indah. Tak heran kalau film ini menyabet 10 nominasi dimana 5 diantaranya berhasil disabet.

Beberapa dari lagu yang indah dari film tersebut adalah, Edelweiss, My Favourite Things, So Long, Farewell dll.

np Antonio Carlos Jobim "Robo Bop"

Tuesday, November 27, 2007

Rafael Bittencourt Guitar Clinic

Malam itu 11/nov/2007 hujan turun dengan deras, tapi karena sudah niat mau nonton bagaimana gitaris sekaligus pendiri angra ini bermain, saya bela2in bersama istri dan kedua anak untuk ikut menjadi saksi. Lokasinya sendiri cukup unik, yaitu ex gedung braga sky, yang merupakan sub bagian dari gedung asia afrika. Jadi bayangkan suatu bangunan tua yang berdiri di jalan braga no 1, di salah satu sudut suram Bandung lama.

Dari tempat mobil diparkir sudah terdengar suara gitar elektrik melengking diiringi drum midi dari keyboard yamaha, ternyata salah seorang panitia yang sedang melakukan pemanasan. setelah masuk kedalam ruangan yang gotik, gelap dan suram, tak berapa lama bondan prakoso muncul dengan basa basi sejenak, lantas langsung memainkan beberapa track dari "fade to black" not bad buat kuping saya, meski menurut doi alirannya berbau funk, akan tetapi lucu juga mengingat nama "fade to black" yang mengingatkan saya akan metallica.

Tak berapa lama rafael pun muncul, dan langsung memainkan gitar yamaha terbaru RGXA2, permainannya cukup cepat dan rapi meski terkesan agak out of tune, sayang imho kok kelihatannya dia gak nyaman dengan produk yamaha terbaru tsb dan sepintas terlihat kecil dibanding posturnya. Btw yang bikin kaget suara doi cukup mantaff (tak heran di beberapa track angra kita sering mendengar koor dari mereka), istri dan anak perempuan saya ikut bersenandung ketika dia membawakan beberapa hit angra.

Di akhir sesi doi, mengganti gitar dengan yamaha customs, nah disini baru terlihat bagaimana dengan nyamannya dia memainkan lagu agresif dan diakhiri dengan jam session bersama bondan yang malam itu juga membawa bass gitar yamaha produk terbaru RBX4 A2.

Akhir kata, cukup puas melihat doi membawakan total 10 track dengan sekitar 3 track slow, 1 track blues dan 5 track progmet, diselingi dengan kata2 dalam bahasa indonesia, pada sesi tanda tangan anak saya dengan bangga menunjukkan tanda tangan rafael di kartu pos. Dan surprise juga mendengar pengakuan dia tentang David Gilmour sebagai idola. Meski demikian dimata saya, kiko masih lebih baik, apalagi setelah mendengar kiko main jazz di album terbarunya, juga permainan kiko di album "no gravity" yang menurut saya bahkan masih lebih baik dibanding "suspended animation"-nya petrucci.


np pink floyd "comfortably numb"

Thursday, November 22, 2007

Dan Brown

Membaca berbagai opini yang cukup kontroversial mengenai karya Da Vinci Code, membuat saya tertarik untuk membacanya secara langsung, kemudian dilanjutkan dengan membaca Angel and Demons, Deception Point serta Digital Fortress.

Da Vinci Code, bercerita tentang kepercayaan yang selama berabad abad mencoba melindas interpretasi yang berbeda dan akhirnya terbuka pada masa kini, cerita ini bergerak dengan dramatis melintasi waktu, kota2 bersejarah dengan segala land mark yang menyimpan misteri hingga kini. Salah satunya Paris, saya jadi ingat komentar Kirk Hammet, gitaris metallica, salah satu yang sangat menikmati Paris dan menemukan bagaimana dunia kini (baca modern) dapat berdiri sejajar dengan bangunan2 berusia ratusan tahun.

Angel and Demons, merupakan cerita awal dari Da Vinci Code dan masih dengan tokoh yang sama (Robert Langdon) serta zat anti materi yang merupakan salah satu kemungkinan fisika yang belum dieksplorasi secara total dikombinasikan lagi lagi dengan otoritas katolik. kalau Da Vinci Code seakan akan kisah nyata, Angel and Demons lebih terasa nuansa fiktifnya.

Deception Point, bercerita tentang kehidupan luar angkasa yang dipadu dengan konspirasi politik tingkat tinggi untuk menyelamatkan NASA, saya jadi ingat kontroversi tentang benar tidaknya penjelajahan Amerika di Bulan, karena sejak Neil Armstrong menginjakkan kaki di bulan sebagai langkah kecil seorang Neil namun merupakan langkah besar bagi ras manusia, kita tidak lagi pernah mendengar adanya eksplorasi serupa.

Digital Fortress, bercerita tentang network security dan bagaimana nihilitas enkripsi kode yang tak dapat dipecahkan.

Menarik bagi saya bagaimana Dan Brown menyusun suatu cerita, bagaimana satu adegan dengan adegan lain berjalan paralel, dan baru dapat dirangkaikan di akhir cerita, bagaimana bab tidak lagi merupakan kesatuan dari sejumlah halaman, melainkan dapat saja terdiri hanya dari satu lembar atau bahkan cukup diwakili beberapa kalimat saja. Sambil membaca saya dapat membayangkan adegan per adegan seakan-akan divisualisasikan sebagai rangkaian gambar-gambar film.

Untuk detil, Dan, bahkan sudah menyamai sang maestro detil yaitu Frederick Forsyth (Dogs of War, Day of The Jackal dll) . Sebagaimana Sang Maestro dan melibatkan berbagai pakar dan riset yang sebenarnya untuk merangkai setiap cerita, sehingga meski masih bisa diperdebatkan tapi situasi yang dibangun sangat nyata. 

Np Mike Oldfield "Platinum"

ESQ

Pernah baca buku ESQ ?, ya saya sudah pernah baca sekali, menarik namun serba tanggung, dibilang buku agama tidak juga, dibilang buku "science" juga gak pas, berbeda dengan buku Maurice Bucaille yang lebih terlihat sebagai karya ilmiah, atau sekalian buku Abu Fatih Al Adnani yang lebih kental muatan agamanya, buku ESQ ini lebih kearah implementasi praktis agama sebagai tuntunan hidup sehari-hari.

Tapi, setelah saya ikut training-nya langsung, barulah terasa bagaimana isi buku ini menjadi sesuatu yang benar2 mengubah diri kita. Dengan layar sangat besar, sound system yang berdentum kita seakan dibawa ke alam maha dahsyat ciptaan Allah SWT, dibawa ke luar angkasa dan melihat bagaimana kecilnya diri kita, dibawa ke neraka dan merasakan kengerian disekeliling kita, peserta yang menjerit histeris, pengakuan dosa dan penyesalan menyadari semuanya terlambat. Kesemua faktor ini membuat buku tersebut menjadi berbeda.

Setelah membaca untuk kedua kali, mata saya sering berkaca-kaca, menyadari bagaimana kita menyia-nyiakan kesempatan hidup didunia dan melupakan misi yang dipercayakan Allah Sang Maha Pencipta pada kita ketika wujud kita dikirim ke dunia.

Baca bukunya, akan tetapi lebih baik ikuti training-nya, hilangkan keangkuhan dengan Zero Mind Process dan resapi makna hidup, iA anda akan menjadi manusia yang berbeda.
Np Ozric Tentacles - Shima Koto

A Child Called It

Sudah pernah baca "A Child Called It", tadinya saya beli satu, kemudian buku kedua "The Lost Boy" dan akhirnya buku ketiga "A Man Named Dave ", luar biasa, ini cerita nyata dari biografi David Pelzer, yang hidup dengan seorang ibu pemabuk Catherine Roerva dengan pola pengasuhan anak yang sama sekali salah.

Tapi yang hebat adalah, si anak berhasil dewasa meski dengan luka2 psikologis masa lalu yang dahsyat dan nyaris menghancurkan masa depannya. Dan malah berbalik menjadi aktivis anak yang sangat peduli dengan "Child Abuse".

Salah satu buku yang sangat inspiratif, dan menyadarkan kita bahwa orang tua sering kali tidak siap mempunyai anak, dan ketika situasi menjadi semakin tidak terkendali, anak2 lah yang menjadi korban, disini diceritakan bagaimana david kecil disemprot dengan amoniak, direndam di air sedingin es, dianiaya secara fisik, dilap dengan pempers basah saudaranya, serta sampai harus makan kotoran anjing karena kelaparan.

Ini kisah yang benar2 menggugah dan nyaris sulit berpaling ketika kita membacanya. Ironis mengingat anak2 tidak pernah minta untuk dilahirkan, tapi orang tua yang tidak siap, seringkali menjadikan mereka sebagai korban dan pelampiasan.
Np Magellan "A Social Marginal"

Friday, November 09, 2007

Element of Persuasion - James La Brie

Apa yang kita harapkan dari side project "dt" member, masih sangat "dt" atau menawarkan sesuatu yang lain ? Bagi gw pribadi setelah mendengar album ini sekitar 7x, gw menganggap album ini lebih tepat dianggap sebagai another dt album, meski tak ada petrucci, permainan virtuoso baru marco sfogli (gitaris italia) di album ini bener2 gak bisa dianggap dibawah petrucci, meski secara sound tak ada yang baru dengan-nya.

Setelah mendengar the jelly jam - proyeknya john myung atau album 4NYC dari proyek jordan rudess dan suspended animation (proyek petrucci yang mirip sang virtuoso satriani, minus vokal dan dipenuhi dengan akrobat gitar) ataupun osi dan transatlantic (proyek mike portnoy), yang secara jujur bisa disimpulkan kehilangan sebagian besar unsur ala dream theater, di album ini james la brie membuktikan potensi doi sebagai song writer yang baik dan uniknya sangat berbau "dt" meski song writer "dt" justru didominasi petrucci dan portnoy.

terdiri dari 12 track, dari awal kita sudah digempur dengan track mengigit "crucify", gak salah ketika octavarium masih belum muncul, sepintas orang mengira ini adalah album dream theater terbaru.

1.Crucify - 6:03 (****) Didahului dentingan gitar, kemudian ejeg-ejeg distorsi dengan tempo sedang, lantas melodi menyayat dengan scale gitar sangat petrucci, lalu tempo berubah menjadi lebih cepat dan berubah menjadi ejeg-ejeg ala metallica, track ini langsung mengigit, track ini benar2 sangat dt di menit 4:30 an, marco langsung beraksi dengan permainan maut sahut menyahut dengan sound yang berbeda seakan-akan ada dua gitaris mantaf dan cepat.

2.Alone - 5:36 (***) Track ini dimulai dengan efek echo, kemudian bunyi2an dengan sampling ala linkin park, secara umum track ini tidak begitu prog, mengingatkan gw akan gaya yang rada ngelinkin park di album POS scarsick. Meski demikian lagi2 melodi yang diusung marco membuat kita lupa akan linkin park dan menyelamatkan track ini secara keseluruhan.

3.Freak - 5:38 (***) Diawali dengan synthesizer, dan suara2 berbisik lalu track pun dimulai dengan dentuman bass dan drum, namun mengawali menit pertama, kembali bass dan drum senyap, dan suara synthesizer, kembali muncul, lantas la brie masuk dengan setengah berbisik, bau prog di track ini cukup kental, meski tidak didukung solo2 indah, marco sempat unjuk gigi dengan trill cepat dan bersih dia akhir lagu..

4.Invisible - 5:42 (****) Diawali suara mendengung 20 detik, kali ini mike mangini yang memimpin dengan ketukan cepat dari drum-nya, track ini juga masih sangat "dt", dengan tempo lambat dan mendayu-dayu dan suara labrie yang setengah mendesah, ini salah satu track yang bisa dijagokan, untuk track ini permainan bass bryan beller lebih traktif melebihi track2 lain. begitu mulai menit ke empat, telinga kita mendadak dimanjakan kembali oleh marco selama hampir 45 detik dengan solo melodius membius yang bisa sejajarkan dengan petrucci, lalu track ini mendadak terhenti

5.Lost - 3:41 (****) Diawali dengan suara pria berbicara lalu drum dan peran bass yang seakan melupakan fungsi ritem, track ini dikendalikan sepenuhnya oleh dentingan piano matt guillory, ini salah satu track terindah dialbum ini.

6.Undecided - 5:30 (*****) Track ini lagi2 membuktikan betapa album solo la brie ini memang layak disebut sebagai true prog, elemen2 bunyi2an yang kaya salah satu buktinya. track ini ini tergolong slow, tp penuh dengan lolongan penuh perasaan seorang la brie. selain lost ini juga merupakan salah satu track indah. disini lagi2 marco memainkan melodi yang sangat petrucci. dengan nada2 indah dan melodius disusul ritem rapat dan unison dengan keyboard matt guillory. gw menganggap ini track terbaik album la brie.

7.Smashed - 5:31 (****) Smashed mirip dengan lost dan slightly out of reach (3 track terlembut dialbum ini) , dipenuhi dengan dentingan piano guillory dari awal sampai akhir, kalau marco permainannya sangat petrucci, sebaliknya dengan guillory, lebih mirip dengan gaya kevin moore yang manis, dan tidak complicated seperti rudess. Disini melodi dimainkan dengan gitar akustik dengan bending menyayat, untuk pertama kali marco dalam album ini bermain dengan gaya yang berbeda dengan petrucci. Sementara pada keseluruhan track, la brie nyaris berbisik.

8.Pretender - 5:36 (****) Langsung digebrak dengan ritem berat dan berderap, la brie menjerit bagaikan robert plant di communication breakdown, ini track asyik dengan tempo semi cepat. disini permainan marco menunjukkan kematangan doi memainkan style ala steve morse dengan sound ala petrucci.

9.Slightly Out of Reach - 5:51 (***) Ini juga track asyik, meski nada2nya agak sering berulang.., la brie bernyanyi setengah berbisik dan setengahnya menjerit..

10.Oblivious - 5:20 (***) Ini track dengan tempo semi cepat dengan dengan ritem rapat dan distorsi tebal, iramanya berderap ala metallica, ditengah track la brie, berteriak cepat dengan efek suara seperti speaker toa, disini marco memainkan tapping ala holdsworth dengan scale yang biasa dimainkan petrucci.

11.In Too Deep - 6:56 (****) Ini track terpanjang dalam album ini, meski bau prog cukup kental dialbum ini tapi unsur tersebut lebih ditemukan karena ragam bunyi yang dimainkan serta perubahan beat dan bukan karena panjangnya track (sebagai salah satu ciri prog), dalam track ini la brie seakan-akan ada 2, yang satu bernyanyi dengan nada tinggi dan yang lain dengan nada yang lebih rendah. Trick ini mengingatkan saya akan beberapa track dari album pink floyd. Diakhir lagu tempo berubah menjadi lambat tanpa drum dan hanya diiringi piano serta string section synthesizer, marco bermain penuh perasaan.

12.Drained - 5:14 (***) Kembali dimulai dengan bunyi2an ala sampler synthesizer guillory dan gitar marco yang berderap, ini merupakan track terakhir album solo la brie. Meski bukan track jelek (bagi gw ini track paling ngepas di album ini, dan lebih cocok sebagai bonus), rasanya akan lebih indah kalau album ini diakhiri oleh lost, smashed ataupun slightly out of reach. Meski demikian tanpa terpengaruh kualitas track, marco tetap bermain prima dan dahsyat
Permainan matt guillory - keyboards, bryan beller - bass dan mike mangini - drums, meski tidak bisa dibilang istimewa tetapi juga sama sekali tidak jelek, pada beberapa track permainan mereka betul2 kompak, mengesankan seakan sudah ada chemistry diantara mereka, yang biasanya baru muncul pada album kesekian.


Khusus marco sfogli, gw meramalkan gitaris muda italia ini akan menjadi gitaris papan atas dalam waktu singkat, dengan permainan yang dingin dan mantap, serta melodi cerdas, ini petrucci muda yang bakal menggoyang jagad prog. Disamping itu karena doi pernah mendalami drum, mirip dengan van halen idolanya ketukannya sangat akurat dan pas. Kita tunggu saja album solonya.

Akhir kata, bagi penggemar "dt" gw rekomendasikan album ini sebagai side project terbaik "dt" member, setingkat diatas "suspended animation", dan jika dibandingkan dengan album "dt" meski tidak sehebat album "scene..." tapi jelas lebih baik sedikit dari "awake" atau "six degrees..". dan jauh diatas "a change of..." :)

kind regards and keep prog on....
Husni I. Pohan
np James La Brie " Crucify" taken from "Element of Persuasion"

Tuesday, October 09, 2007

Pertama kenal musik "rock"


Ceritanya pada jaman sd saya lebih akrab dengan musik klasik, perkenalan dengan rock, bermula dari seorang sepupu yg sempat melecehkan "the police" dan "queen" yang saat itu (kelas 1 smp) sedang saya nikmatin, sepupu saya sempat menyebutkan "yes", "pink floyd" dan "genesis", pada saat yang kurang lebih sama teman sekelas (namanya yudi) sering minta ditemanin ke "yess" jalan veteran bandung, setiap kali beli selalu sekitar 5 kaset, yang semuanya diberi nomor (kalau gak salah nomor 001 itu "yes" album "album"), anehnya kaset2 yang dia beli tidak pernah saya lihat ada di toko kaset manapun, misalnya "jean michel jarre" album "zoolook", "peter gabriel" album "iii" , pink floyd "animal" yang membuat penasaran bukan cuma itu tetapi juga warna kasetnya yang cuma 2 (biru dan hijau serta logo pesawat bersayap ilustrasi ala "roger dean").

Setelah itu mulailah saya eksplorasi dengan "yes", "genesis", "pink floyd", "gentle giant", "king crimson", "focus", "kansas" , "rush" album solo "bill bruford", "patrick moraz", "peter gabriel", "marillion" yang aneh, untuk aliran yang lebih keras "yess" hanya merilis diantaranya "judas priest","led zeppelin" dll, itupun tidak lengkap, jadi saat itu saya masih belum ngeh dengan musik yang lebih keras. mula2 suka jazz juga bermula dari produksi "yess" seperti "chick corea electric band", "return to forever", "al di meola", "weather report", "alan holdsworth" sampai2 saya juga menggemari "yellow jacket", "wishful thinking", "spyrogyra" dan "mezzoforte", "acoustic alchemy", "rippingtons", "mahavishnu orchestra" dan "pat metheny".

Saat kelas 3 smp, suatu hari saya mendengar 3 lagu dari radio "gmr" bandung, yaitu "black dog" nya "led zeppelin", "highway star"-nya "deep purple" album "made in japan 1972" dan "ursa major" (ini lupa tracknya), begitu mendengar adrenalin rasanya langsung muncrat, bener2 dahsyat, sejak itu dimulailah perburuan yang lebih intensif terhadap aliran yang lebih keras seperti "metallica" album "ride the lighning", "megadeth" album "peace sells but who's buying", "annihilator" album "alice in hell ?" (agak lupa nih),"iron maiden" album "powerslave", "testament" album "souls of black", "paul d'anno", "black sabbath", "cacophony", "dio", dll perburuan yang saya lakukan tidak bisa hanya dengan mengandalkan produk "yess", karena itu saya merambah ke produk "monalisa" di jalan abc bandung, kalau disini mulai dari "kiss", "jimi hendrix", "frank zappa", "ursa major", "status quo", "johnny winter", "rainbow", "deep purple" relatif lengkap. jadi unik juga kalau ternyata "monalisa" dan "yess" ini bisa saling melengkapi. saya juga sempat menikmati produk "apple" diantaranya "nektar".

Ketika sma dan kuliah tingkat2 awal, saya sempat koleksi piringan hitam dan kaset sampai mendekati ribuan (bahkan sempat memiliki lebih dari 8 ph rush, 7 led zeppelin, 4 return to forever warisan dari "yess" yang dijual oleh mereka setelah jaman keemasan kaset bajakan memudar) dan banyak lagi, begitu menikah karena banyaknya kebutuhan, satu demi satu koleksi tsb saya jual, meski perjuangan utk mengumpulkannya bener2 dengan susah payah sekitar 7 tahun saya sempat vakum menikmati musik. (sebelum vakum saya masih menikmati "steve vai", "joe satriani", "mr. big", "night ranger", "journey", "dream theater" album "images and words") setelah anak2 (saya punya 2 anak) mulai besar dan masuk sd, sekitar 5 tahun yang lalu, saya kembali menikmati musik dengan eksplorasi kembali diantaranya "opeth", "porcupine tree", "arch enemy", "watchtower", "gordian knot", "spastic ink", "pain of salvation", "cynic", "pantera", "magma", "symphony-x", "the flower kings", "slayer" , "spock's beard" termasuk rilisan dari IPS seperti "nerv", "imanissimo", "anane", "discuss", "vantasma" dll. bahkan 2 tahun terakhir ini saya secara serius belajar electric gitar di yamaha serta membeli dua produk gitar ibanez, dua gitar akustik yamaha, zoom effect dan amply roland. serta membuat beberapa komposisi rock bersama anak sulung saya (sekarang kelas 1 smp), yang belajar drum dan gitar akustik di yamaha. juga sedang menyelesaikan studio khusus musik dan alakadarnya :-) di rumah jadi begitulah kira2 sejarah awal mulanya saya menggemari "rock"..

np Francesc Purcel "Dijazz Classic"

Wednesday, June 06, 2007

Jazz vs Rock dikotomi atau kolaborasi ?

gw suka banget jazz, dan mungkin gak banyak yang tau kalau sebagian dr legenda rock juga adalah penikmat musik jazz, seperti eddie van halen, alex lifeson, alex scolnick, bill bruford, billy sheehan sementara dilain pihak sebagian tokoh jazz justru sangat ngerock seperti john mc laughlin, scott henderson, frank gambale, chick corea dll. dan jangan mengira kalau jazz itu asing dengan kita, bagi penggemar film kartun tom and jerry mungkin musik jazz sudah gal asing, juga bagi yang sering mengamati iklan tv, suara louis armstrong rasanya sudah cukup familier dengan "what a wonderful world"-nya.


so jangan pernah coba2 bikin kedua musik ini jd musuh (baca dikotomi) karena selama kuncinya adalah improvisasi maka yang ada hanyalah kenikmatan, kenapa bisa begitu ?, yah karena kedua musik ini boleh dibilang rajanya improvisasi (selain blues), gak ada tuh slow rock tanpa improvisasi solo yang memikat, demikian juga jazz, penguasaan instrumen menjadi sangat penting.


alex scolnick atau bill bruford justru menyeberang lebih jauh mereka juga bikin album jazz, seperti scolnick dalam "attention deficit" bareng michael manning atau bruford dalam solo2nya.., atau bagaimana metal dan jazz menyatu dalam "sceptic universe"-nya spiral architect juga billy sheehan dengan niacin-nya. juga jangan lupakan kolaborasi dalam "image and words"-nya dream theater dengan pentolan spirogyra.

so berikut ini jembatan ke jazz bagi rock fans (khusus dibaca bagi yang memang "open mind", jangan dilanjutkan kalau dari awal memang sudah gak suka jazz).

penggemar glam rock bisa menikmati norah jones, michael frank,diana krall, sarah vaughan dll ,
penggemar instrumentalis seperti joe satriani atau steve vai bisa menikmati al di meola, pat metheny, acoustic alchemy (duet nick webb dan greg carmichael) , scott henderson, atau russ freeman (the rippingtons) dll
penggemar progrock bisa menikmati weather report, yellow jacket, al jarreau, chick corea dll
penggemar heavy metal bisa menikmati uzeb, frank gambale dll
penggemar slow rock menye2 bisa menikmati dave koz, kenny g dll.
penggemar classic rock bisa menikmati louis armstrong, thelonius monk dll

terakhir jangan lupa seperti kata seurieus "daripada musik metal lebih baik musik jazz" ke ke kek...

Husni I. Pohan
np killswitch engage "this is absolution" taken from "as daylight dies"

Tuesday, May 29, 2007

PoS Scarsick "Kontroversi Disco vs ProgMet"

PoS kembali di tahun 2007 setelah "Be" yang menggemparkan jagad prog, dengan album baru "Scarsick". Karena menariknya album ini, gw pengen nulis review terutama karena adanya kontroversi disco vs prog yang diwujudkan via track 5, Disco Queen. Mohon maaf kalau sedikit terlambat mengingat album ini sudah keluar beberapa waktu berselang (januari 2007), tp mudah2an bisa jadi referensi bagi yang mau mencoba menikmati.

Terus terang meski gw penggemar banyak jenis musik mulai dari jazz, klasik, hardrock, thrash, metal, progmet, tapi khusus disco dan rap.., nggak deh, ini termasuk musik yang sangat tidak gw sukai. jadi ingat waktu nonton "miracle" di fame station bandung, waduh gak nahan deh dengerin dj ber-atjep2 nyaris 2 jam karena datang terlalu awal dan pertunjukan telat dimulai.

tp sebagai orang yang mengaku penggemar prog, tentu saja, mesti "open mind" (seperti kata jean luc ponty dalam album tahun 1984), so dengan perasaan campur aduk gw memulai perjalanan ke dalam PoS "Scarsick".

Track#1 Scarsick (07:08) ****
Dahsyat, track dengan judul sama dengan albumnya ini layak menjadi pembuka, sangat menggugah gw untuk moshing, sound distorsi gitar-nya mantap dan pas meski intro-nya agak mengingatkan gw dengan salah satu track "DT", seperti umumnya track2 PoS tidak ada permainan sirkus instrumen seperti yang biasa dilakukan "DT".

Track#2 Spitfall (07:17) *****
Sepintas ketika pertama dengar mengingatkan kita akan "linkin park", kemudian semenit kemudian berubah menjadi senandung yang diakhiri dengan geraman gildenlow, ini track mantafff. Ada suara2 alat musik tiup yang biasa dimainkan anak2 sebagai background di beberapa bagian track.

Track#3 Cribcaged (05:58) *****
Didahului gitar dengan effect ala clean, sepintas mirip dengan nuansa yang ada di album "be", kemudian gildenlow seakan bercerita. ini track slow dan dalam, sementara suara bayi bercanda muncul dibagian bagian tertentu dalam track ini.

Track#4 America (05:05) **
Ini track yang menurut gw terburuk di album ini, iramanya cenderung gembira, ditambah suara banjo disana sini. Untuk menggambarkan keterkaitan track title dengan isi.

Track#5 Disco Queen (08:22) ****
Ini track kedua yang terpanjang dari sisi waktu dalam album ini, kalau kita perhatikan track ini gak bisa dianggap sebagai track disco, sound disco hanya muncul dibeberapa bagian dalam lagu, imho secara keseluruhan , baik dr perubahan beat, panjang track, masih sangat "ngeprog", dan justru mungkin salah satu track andalan PoS. Kesan tidak serius langsung terhapus oleh klimaks dengan jeritan gildenlow di menit ke 5.

Track#6 Kingdom of Loss (06:41) *****
Lagi track2 indah ala PoS, setingkat dengan Cribcaged, indah dan menggugah.

Track#7 Mrs. Modern Mother Marry (04:14) ***
Ini track rata2, gak ada solo gitar hallgren yang hebat, tetapi didahului dengan sound gitar yang cukup unik.

Track#8 Idiocracy (07:04) ***
Track ini mirip dengan album2 awal PoS, benar2 "true progmet" disini tidak ada pencarian, btw tp masih satu kesatuan dengan track2 sebelumnya.

Track#9 Flame to the Moth (5:58) *****
Kembali track dahsyat, kali ini ditambah growl "gildenlow" ini track pembuktian kualitas vokal doi yang luar biasa, mulai dari menggeram, berbisik, mengaum, menjerit, ini track top dan penuh penghayatan.., entah kenapa mendengar gildenlow berekspresi gw selalu teringat peter gabriel, mungkin kalau peter gabriel memulai karirnya di tahun 90'an, maka doi bisa jadi menjadi salah satu pentolan progmet.

Track#10 Enter Rain (10:03) ***
Track terpanjang di Scarsick, setipe dengan track#8 Idiocracy, tidak ada yang baru disini, sebenarnya kurang mantaff sebagai penutup, kalau urutan bisa diubah disini lebih tepat track#6 atau track#3.

Secara keseluruhan, tanpa membicarakan syair, album ini sama sekali tidak kalah dengan "Be", dan kalau ada yang mengatakan album ini buruk hanya karena track 5, bagi gw statemen tsb sangat tidak ngeprog. Sekali lagi PoS membuktikan tidak perlu skill sekelas "DT" untuk membuat album bagus.


Tuesday, May 15, 2007

John Lawton from Lucifer's Friend

mendadak jadi ingat grup rock jerman yang punya vokal lantang dan tinggi ini (john lawton), pertama kali dengar track "my love" di kompilasi "dream express" dah langsung jatuh cinta dan sempet punya kaset keluaran yess album "mind exploding" juga album "lucifer's friend s/t kaset keluaran monalisa bandung sayang track "my love" adanya di album lain "good time warrior".

cover2 grup ini agak berbau "evil", seperti di album banquet, mereka lagi duduk di meja makan penuh dengan segala macam jeroan serta pelayan dengan tampang pelayan di rumah vampir hue he, juga album s/t memajang wajah2 aneh dan misterius.., apa karena nama "lucifer"nya ? (tp sebaliknya "house for sale" salah satu lagu tersedih sepanjang masa, dan dibawakan grup dengan nama "lucifer" justru memasang wajah manis masing2 personilnya),.

sebenarnya sayang sekali grup sepotensil ini kok punya nama begitu jelek, ini juga yang mungkin kecenderungan banyak grup metal saat ini khususnya black metal (setelah dipelopori black sabbath), meski mungkin sebagian justru hanya bertujuan komersil tanpa ada maksud sama sekali tetapi sebagian yang lain memang benar2 menjadikan setan sebagai inspirasi.

btw skil bermusik grup ini relatif tinggi, tapi posisinya yang nanggung diantara hard rock dan prog rock membuat mereka tidak cukup dikenal di kedua area ini meski kualitas lagu2nya cukup lumayan dan kadang bahkan bersinggungan dengan jazz juga.

np b2n - "sing for u".



Supper's Ready - Genesis

Sitting besides you i'm lookin to your eyes...,na,na,...na,na,na,...hem,hem,hem..., ingat zaman masih SMA, lampu kamar dimatiin, mendengar dalam keremangan pakai tape butut JVC mono, dengan kaset Yess,... nikmatssss, s/d saat itu mungkin masih track terpanjang yang pernah ada meski masih kalah oleh "Thick As A Brick"-nya "Jethro Tull" (cmiiw)

Siap yang menyangka kalau malah panjangan track-nya Imanissimo, progressive metal asal Indonesia, malah lebih panjang lagi. Tetapi tentu saja panjang saja tidak cukup kalau tidak dibarengi kualitas.

np Antonio Carlos Jobim "Agua De Beber"

Ayreon

Bagi yang belum kenal Ayreon, bagi saya musik mereka asyik banget, disini ada Heavy Metal, Klasik, Rock Opera, Spacey.., syaratnya untuk menikmati mereka sangat sederhana, yaitu suka musik prog ;-) . Kalau anda bukan penimat musik progressive , yah bakalan susah. Aransemen-nya rapi banget.. dan nyaris seperti musik yang dihasilkan dari mesin.



Vokalnya bermacam-macam, "Human Equation" IMHO sejauh ini menurut saya memang album terbaik mereka, tp album yang lain gak kalah kok. Saya juga suka album "Actual Fantasy". Lagu2 mereka terlihat sekali dipengaruhi band legendaris asal Inggris "Pink Floyd" terutama di "Human Equation", berikut ini beberapa track mereka yang cukup asyik

Dragon of The Sea
Temple of The Cat
Ccarried by The Wind
Disclosure
Hope
Childhood
Sign
My House in Mars
Tunnel of Light


Pada Ayreon, Arjen Lucassen berfungsi layaknya Dave Mustaine di Megadeth, semua personil boleh berganti, akan tetapi Arjen tetaplah menjadi tokoh utama. Tema spesifik dari group ini tak lain dan tak bukan adalah sci-fi yang utamanya berkisah pada teknologi masa depan, petualangan di jagat raya, dll.

Metal Definition

Ini ada cross posting dari salah seorang rekan dan semoga memberikan pemahaman yang lebih baik ttg aliran metal bagi yang belum baca. Enjoy !!

Husni I. Pohan Np : Opeth "The Amen Corner" taken from "Mayh"
HEAVY METAL:
The protagonist arrives on a Harley Davidson, kills the dragon, drinks some beers and screws the princess

GRIND METAL:
The protagonist arrives, screams something completely undecipherable for about 2 minutes and then leaves...
POWER METAL:
The protagonist arrives riding a white unicorn, escapes from the dragon, saves the princess and they make love in an enchanted forest

THRASH METAL:
The protagonist arrives, fights the dragon, saves the princes and screws her....... easy and quick

FOLK METAL:
The protagonist arrives with some friends playing accordions, violins, flutes and many more weird instruments, the dragon falls asleep (from all the dancing) protagonist leaves without the princess

VIKING METAL:
The protagonist arrives in a ship, kills the dragon with his migthy axe, cooks and eats it, rapes the princess to death, steals the castle and burns the place before he leaves

DEATH METAL:
The protagonist arrives, kills the dragon, screws the princess and kills her, then leaves

BLACK METAL:
The protagonist arrives at midnight, kills the dragon and impales it in the front of the castle.....then sodomizes the princess, drinks her blood in a ritual before killing her.....then he impales the deflowered princess

GORE METAL:
The protagonist arrives, kills the dragon and spreads his guts in the front of the castle, screws the princess and kills her....then he screws again her dead body, slashes her belly open and eats her guts, screws the carcass for the third time, burns the corpse and screws it for the last time

DOOM METAL:
The protagonist arrives, sees the size of the dragon and thinks that he never could beat him, gets depressed and commits suicide....the dragon eats his body and the princess as well

PROGRESSIVE METAL:
The protagonist arrives with a guitar and plays a solo for 26 minutes, the dragon kills himself out of boredom, the protagonist arrives to the princess' bedroom, plays another solo with all the techniques learned in the last year of the conservatory... the princess escapes, and is now looking for the "HEAVY METAL" protagonist

GLAM METAL:
The protagonist arrives, the dragon laughs at the guy's appearance and lets him enter, he steals the princess' make-up and tries to paint the castle in a beautiful pink color

INDUSTRIAL METAL:
The protagonist arrives wearing greasy overcoat, makes an obscene gestures towards dragon, and gets escorted out of fairy tale land by security guards.
oh, but wait...they forgot numetal kids

NU METAL
The protagonist smokes a joint, tries to beat the dragon over the head with his skateboard, and when that doesn't work he says "Ha, Lates, fuck this" and runs back to peaceful, calm, suburbia.
Yall want me to slay that dragon? SAY FUG DAT FUG DAT

Yes "90125" dan perjalanan sang prog-master

Sebenarnya album "90125" ini mirip seperti album "Mama"-nya Genesis, masing2 membuat band terkait, melonjak ke puncak popularitas, meski meninggalkan "prog style" ke arah yang lebih komersil, membuat kecewa penikmat "prog" tapi dilain pihak jadi lebih dikenal dan populer. Yah gak pa2 lah yang penting kan masing2 sudah pernah menelurkan "master piece", mislanya Yes mungkin via "Close to The Edge" sementara Genesis via "Selling England by The Pound". Karena faktanya, se "idealis-idealis"nya mereka, tetap saja periuk nasi perlu diisi. Dulu memang saya sempat gak suka dan tidak bisa menerima ini, tapi pada akhirnya bisa memaklumi pilihan masing2 band tsb.



Tapi kalau ditanya, album Yes apa yang paling menarik bagi saya, tentu saja masih "Fragile" disini permainan drum Bruford benar2 luar biasa dengan ketukan2 ganjilnya, sementara secara umum lagu2nya bernuansa cepat dan sarat skill, ditambah artworknya indah buanget. Yang kedua tentu saja "Close to The Edge" album ini sangat dalam dan "psychedelic" dengan track panjang dan berliku-liku.

Mungkin bagi yang suka jalan2 kalau diibaratkan bepergian, musik prog itu bagaikan melewati sawah ladang, jurang, bukit, gunung.., setiap perjalanan seakan memiliki sub-bab, sub-bab dan keindahan2-nya sendiri, sementara musik rock atau metal pada umumnya bagaikan melaju di jalan lurus tanpa belokan dengan kecepatan tinggi, musik pop bagaikan jalan2 dimal (ramai dikunjungi orang tapi tak memberi kenikmatan pada jiwa), sedangkan dangdut bagaikan jalan2 di pasar becek tradisional.., ke ke ke.

Btw ini cuma perumpamaan saja..ke ke kek, saya sendiri cenderung penikmat berbagai aliran musik.., meski prog tetap yang utama.

Np Porcupine Tree - Waiting Phase One

Disturbed "Land Of Confusion"

Tadi pagi sedang ketika asyik-nya menggerayangi  Ibanez Ergodyne-x dan Zoom II sound effect, tiba2 suara dr tv (O Channel) masuk dengan nada yang rasanya akrab di telinga,..yak gak salah lagi "land of confusion"-nya genesis, tp kali ini hadir dengan distorsi full dan suara semi growl ala Disturbed (mirip Robert Halford dari Judas Priest kalau lg ngomel..).




Surprise juga melihat track ini disajikan dengan ala metal.., btw Disturbed membawakannya dengan "baik" dan "mantaff", perubahan beat2 ala progressive mereka mainkan dengan nada2 yang tidak persis sama dengan versi ori, satu lagi yang menarik,.. vido klipnya full kartun sangat dramatis dan "ngeprog" habis.., sosok pialang senjata yang berada dibalik segala macam perang di bumi ini digambarkan sebagai raksasa botak dan gendut dengan cerutu di tangan.., sementara penduduk bumi korban perang bagaikan liliput dengan segala macam tali berusaha untuk menjerat sang pialang (jd ingat Gulliver..)


NP Franz Ferdinand "The Fallen"

Duet Gitar vs Keyboard

Saya suka sekali duet gitar dan keyboard, kadang saling sahut menyahut, pada bagian lain "unison", bahkan kadang permainan unison dilakukan dengan kecepatan tinggi dan kompleks seperti yang sering ditunjukkan "Dream Theater" di album mereka.., berikut ini beberapa kolaborasi yang menurut saya asyik banget..

John Petrucci - Jordan Rudess di "Dream Theater" atau di album "A Night with Petrucci - Rudess"
Jon Lord - Ritchie Blackmore di "Deep Purple" terutama di album "Made in Japan"
Rick Wakeman - Steve Howe di "YES" album "Fragile"
Neal Schon - Jan Hammer di album duet mereka "Schon and Hammer"
Jeff Beck - Jan Hammer di album duet mereka
Steve Morse - Lavitz di "Dixie Dregs" di album "Industry Standards"
Rothery - Kelly di "Marillion"
Steve Hackett - Tony Banks di "Genesis"



Kalau di ranah jazz juga ada kolaborasi yang asyik banget seperti Pat Metheny - Lyle Mays atau Chick Corea dan Frank Gambale.


NP Motorhead "Ace of Spades"..., "fast" Eddie Clarke bermain dengan mantafff di solo ini..

Dream Theater Best Album

Menurut saya album progressive terbaik "Dream Theater"  adalah album "Scenes from a Memory...", tapi kalau kriteria-nya album komersil terbaik "Dream Theater" lebih tepat kalau disandang "Images and Word" .

Penggemar kebanyakan dan tidak begitu  suka progressive pasti akan lebih mudah menikmati "Images and Word" antara lain karena track ini sempat masuk MTV, yang menandakan karya "Dream Theater" di album ini lebih mudah diterima kuping pasar.



Sebaliknya "Scenes from a Memory" memang perlu spin berkali kali (baca : kesabaran) untuk tahu dimana nikmatnya. Jika ada 10 album concept dengan muatan progressive terbaik, sudah pasti "Scenes from a Memory" menjadi salah satu diantaranya, selain  "The Wall" dari Pink Floyd,  "Lamb Lies Down on Broadway" dari "Genesis",  "Be" dari "Pain of Salvation", dll

Sepertinya musik progressive  hanya cocok buat orang yang karakternya "kompleks", "teliti", "presisi", "dinamis", "pemikir", "perfeksionis" dan "sabar" (maklum lagu2nya panjang2) sementara musik lainnya lebih pas dengan orang2 yang memiliki karakter "tidak pilih2", "kurang sabar", "simple", dll.


NP Allan Holdsworth "Road Games"

Metal/Rock vs HipHop/Rap

Mungkin karena penggemar musik rock umum-nya lebih intelek (IMHO, khususnya progressive rock), so inovasi dalam musik jadi hal penting, kalau gak ada hal yang baru baik dari teknik bermain, lirik, penampilan, instrumen, maka dengan cepat penggemar-nya akan melupakan mereka.., hue he he.

Sementara rap dan hip hop kebanyakan disukai kaum marjinal Amerika yang meski musiknya gitu2 aja (paling tidak di telinga saya)  tapi gak ada masalah bagi penggemarnya, jangan lupa faktanya Rap dan Hip Hop kan cuma laku di Amerika, kalau toh ada di negara lain kelihatannya sih masih minoritas. seperti juga nasib "Iwa K" di indonesia dan "Denada" yang malah banting haluan ke dangdut.

Dalam hal ini Amerika memang sedikit unik, ketika di negara lain orang berusaha untuk mendesain mobil yang kecil dan hemt energi mereka justru sebaliknya, ketika di negara lain demam bola begitu luar biasa mereka tetap lebih suka basket, rugby dan softball, dan begitu juga dalam musik.  Meski demikian soal pengemasan Amerika memang layak dikagumi.


Penampilan norak seperti penggunaan Hummer dengan velg raksasa dengan warna kinclong serta ban super tipis dilengkapi dengan shock breaker yang bisa berjoget dan ampli super kuenceng juga merupakan hal2 yang identik dengan rapper. Jadi ingat film "Tom Cruise" yang diadaptasi dari novel "HG. Wells" (dan sempat dibuat cover version-nya di "Scarry Movie 4"). Alkisah dalam salah satu adegan, mahluk luar angkasa menembakkan sinar ke seorang pemuda kulit hitam dengan asoseris logam di sekujur tubuhnya (dengan gaya rapper), bssst...! begitu sinar hilang maka seluruh asesoris rapper tsb berjatuhan bergemerincing di jalanan (berbagai jenis rantai, kalung, cincin, gelang dll).


NP Gong "Shadows of" taken from "Gazeuse !" wah disini permainan Alan Holdsworth emang manstap

Metallica, Megadeth, dan Slayer = Musik Cengeng ??

Temen kantor saya semangat banget mengenalkan suaminya ke saya, krn menurut dia selera saya dan suaminya pasti sama, allhasil saya dan suaminya pun berkomunikasilah via yahoo messenger, kita banyak diskusi mulai dari imanissimo, nerv, pain killer, vantasma, zeke and the popo s/d mastodon, chimaira, tool, marsvolta, opeth, in flames ( jadinya saya yang lebih banyak cerita) dll, krn dia kelihatannya gak banyak tau masalah prog, sehingga diskusinya gak berlangsung dengan cukup nyaman.

So 2 hr kemudian dia cerita ama istrinya kalau interseksi-nya terlalu tipis dan dia mengklaim kalau musik saya terlalu cengeng bagi dia, hahhh ? saya kaget banget, nyaris 30 tahun lebih saya mengeksplorasi musik lintas genre dari mulai klasik, jazz, rock, metal, thrash sampai prog (juga prog met), baru kali ini ada yang menganggap musik saya cengeng, belakangan saya baru tahu kalau dia penggemar berat grindcore, tp saya masih gak habis pikir kalau model mastodon, metallica, slayer, megadeth, opeth masih dianggap cengeng dibanding "grindcore" yang dia maksud...., herannnnnnn, mungkin ada yang bisa menjelaskan atau mungkin aliran dia ini yang disebut "speed brutal sadistic death and death again ;-) metal" hwarakadah itu.. ?, apa iya kalau mukul drum sekencang dan secepatnya disertai distorsi dengan gain maksimal dan down tune serendah dan sesember mungkin plus vokalis yang ngegrowl mulai dari awal hingga akhir lagu sampai2 kita gak tau dia ngomong apa, masih enak buat didengar.. ?


Meski suka metal, tentu kita tetap harus hati2 karena banyak juga penganut okultisme yang menggunakan musik jenis ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran sesat, seperti "mayhem" band norwegia penganut setan yang mempunyai "inner circle community" dengan syarat pernah membunuh sebagai anggota.

Anehnya mereka mengira meneruskan jejak "Venom" band black metal asal inggris yang sebenarnya berlindung di balik trend sesat ini justru sebagai "marketing gimmick" dari karya mereka. So "moral of the story" untuk postingan ini adalah dalam hal apapun janganlah berlebih-lebihan, seperti yang dikatakan nabi Muhammad SAW.


np soad "attack"

Megadeth, dari mana harus memulai..

Album paling baik bagi orang yang mau eksplorasi Megadeth, adalah ketika Marty Friedman masih bermain sebagai lead guitar. Meski totalnya lebih dari dua album diumana Marty bermain, tetapi cuma dua album pertama yang menurut saya benar2 mantafff ' Rust in Peace' (1990). Ini adalah album pertama bersama Marty dan dilanjutkan oleh 'Countdown to Extinction' (1992).



Kedua album ini luar biasa dan berbau 'progressive'. Tiga album berikutnya bersama Marty sudah agak berkurang gigitannya, meski di album terakhir bersama gitaris Megadeth diawal berdirinya yaitu Chris Poland dlm album 'System has Failed' (2004) kembali mengigit. Tetapi kalau bicara lead gitar yang melodius, album ini belum sejajar dengan kedua album pertama yang saya sebutkan tadi.



Untuk 'Rust in Peace", track paling topnya 'Hangar 18' sedangkan 'Countdown to Extinction' adalah track 'Symphony of Destruction'. Pada game Guitar Hero kedua track ini muncul, sebagai bukti ini track berkualitas.

Sebenarnya ada album awal seperti 'Peace Sells.. but Who's Buying' (1986) yang juga bagus cuma soundnya masih 'raw' banget begitu juga 'So Far So Good So What ?' (1988). Bagi yang mau mencoba Megadeth selamat menikmati dan mudah2an petunjuk ini membantu.

Bicara mengenai suara mustaine, banyak yang tidak nyaman, tapi yang bilang suara Mustaine bagus siapa ?. suara beliau serak dan rada cempreng kalau di nada tinggi persis seperti suara nenek2, tapi sangat ekspresif, dan dia menjiwai lagu2 yang dia mainkan. Jadi bagi megadeth memang gak penting suara indah, yang penting bisa menyuarakan musik yang dia mainkan..dan pitch control-nya benar (gak fals) , toh suara Hetfield nya Metallica juga tidak bagus begitu juga suara Tom Arraya nya Slayer :)

NP King Crimson

Classic Rock vs Modern Rock

---Gitar
Era claro gitaris yang dianggap hebat adalah yang bermain diatas fret ke 12,sound psychedelic adalah yang terbaik, era modern, gitaris hebat justru yang mantap di riff dan umumya bermain di fret 5 ke bawah, sejumlah gitaris bahkan melakukan down tune, kecepatan dan teknik adalah segala-galanya.

---Bass
Era claro banyak bermain dengan style unison bersama gitar, era modern bass main seolah olah meninggalkan fungsi ritem, dan juga memainkan fungsi melodi, tapi sebaliknya pada thrash bahkan kadang bunyinya malah tidak terdengar, seperti Newsted di Metallica.

---Vokal
Era claro, vokalis yang top yang suaranya melengking, semakin tinggi oktafnya semakin hebat doi, seperti Robert Plant, Geddy Lee dll, era modern gak penting vokal melengking, yang top malah yang kadang ngegrowl seperti Hetfield atau malah ngegrowl terus menerus krn memang gak bisa nyanyi (tadinya saya kirain "Opeth" termasuk kategori ini, tp setelah denger album "Damnation" ternyata tidak).

---Keyboard
Era claro, keys cukup dominan, sound tersohor mulai dari Moog, Hammond (persis seperti orgel di gereja tua), dll, era modern fungsi keyboard kadang cuma buat efek, malah ditambah fungsi baru seperti dj, yang bunyi cuma cuits cuits.., pada era modern fungsi keyboard kadang diganti dengan gitar sintesizer.

---Drum
Era claro, beatnya nyantai dan suara bass drum sangat mantap, era modern kadang gak sempat mainin hi-hat, kedua kaki adanya di bass drum, baik double bass double pedal ataupun single bass double pedal, sementara suara bass drumnya justru makin mendekati snare hanya jauh lebih cepat.

NP Funeral for a Friend "Monsters"