Maret 2017, salah seorang rekan kantor, menawarkan S Gear 3 miliknya yang baru dipakai 1 bulan dengan discount 40% ketimbang harga baru. Saya yang selama ini masih ragu perlu tidaknya membeli smartwatch langsung menyambar tawaran menarik ini. Apalagi karena rekan ini, saya kenal sebagai sosok yang apik dalam merawat harta miliknya. Juga karena alasan teman, dijual hanya karena sekedar terlihat kebesaran di tangannya.
Apa sih yang membuat saya tertarik ? awal 2017 saya mulai aktif olahraga, khususnya jalan cepat bersepeda dan lari. Sebelumnya saya menggunakan Note 5 dengan band di lengan atas, sayang tidak dapat model band yang pas, alhasil beberapa kali Note 5 nya terjatuh.
Memiliki smartwatch dapat membantu kita memahami rute, jarak, memonitor detak jantung, kecepatan, ketinggian dll. Hal ini memungkinkan karena dalam smartwatch ini ditanam berbagai sensor seperti gps, accelerometer (detektor / sensor arah), gyrometer (detektor putaran), barometer, HRM (heart rate) dan ambient light (sensor cahaya otomatis yang menyesuaikan dengan cahaya sekitar).
Spesifikasi S Gear 3 juga lumayan, dan dapat dipakai secara terpisah dengan HP, yang nantinya setelah anda olahraga, cukup disinkronisasi, via aplikasi Samsung Health (S Health), dan data anda langsung bisa dianalisa serta dibandingkan dengan pencapaian sebelumnya. Sinkronisasinya bisa sampai dengan membaca email, sms, aplikasi sosial media, phone call, phone address, music player dll. Sehingga sangat memudahkan misalnya saat menerima telepon ketika sedang menyetir.
Bagaimana dengan kelemahannya ?, untuk yang aktif olahraga, mau tak mau harus charge paling tidak 2 hari 1 kali, empat baut bagian bawah tidak tahan karat, rotating bezelnya agak bermasalah jika dipakai secara intensif (entah karena saya beberapa kali wisata ke/sekitar laut seperti NTT, Banyuwangi, Belitung dan Disneysea, bahkan saat di NTT sempat berhari-hari berlayar). Khusus rotating bezel ini terpaksa saya ganti satu set dan sejak itu saya lebih sering menggunakan touch screen.
Spesifikasi S Gear 3 adalah sbb OS yang digunakan Tizen Based Wearable OS 2.3.2, dengan prosesor Exynos 7270, Dual 1.0GHz, batere 380 mAh, RAM 768 MB dan standard ketahanan terhadap air IP68 (yang cuma tahan 1,5 meter dibawah air, itu pun tidak boleh lama2). Bagaimana dengan Galaxy Watch ?, yang secara dimensi boleh dibilang sama (meski Galaxy Watch memiliki pilihan model yang lebih kecil). OS yang digunakan lebih tinggi yakni Tizen-based wearable OS 4.0, dengan prosesor yang lebih cepat Exynos 9110, standard ketahanan air yang mampu mencapai 50 m, RAM lebih besar yakni 1,5 GB dan kapasitas batere yang juga lebih besar yakni 472 mAh.
Anehnya meski dengan spesifikasi lebih tinggi dan lebih berat 4 gram, harga Samsung Galaxy Watch saat rilis justru 500 ribu lebih murah ketimbang S Gear 3. Kesimpulannya, sejauh ini saya tidak ada masalah dengan S Gear 3 terkait kecepatan prosesor, alokasi ram, versi OS, dan juga batere (karena terbiasa charge full per 2 hari 1x), juga karena saya jarang-jarang renang, sehingga sepertinya belum tertarik untuk upgrade ke Samsung Galaxy Watch. Namun bagi anda yang baru pertama kali ingin membeli smartwatch, tentu saja ini salah satu pilihan yang menarik, apalagi pilihan olahraga yang bisa diukur / ditrack sekarang ternyata jauh lebih banyak.
Ingin lebih serius, bisa juga menggunakan Garmin Fenix yang nyaris 2x harga Samsung Galaxy Watch namun tentu saja harus merogoh kantong lebih dalam, karena memang memiliki fitur tambahan seperti kompas (3D) dan sensor suhu, atau yang murah meriah namun juga memiliki fitur lumayan, maka Xiaomi/Huami Stratos yang setengah dari harga Samsung Galaxy Watch layak dijadikan pilihan. Apapun belilah sesuai kebutuhan, jangan membeli jam lebih karena keinginan atau sekedar ingin pamer.