Ketika di Gramedia, seperti biasa saya langsung menuju
pojok buku2 discount. Cukup susah mencari buruan disini, karena tidak disusun
secara baik, namun lebih mirip bagaikan terserak begitu saja. Jadi memang
dibutuhkan kesabaran ekstra.
Kesabaran saya memelototin tumpukan itu akhirnya terbayar
saat melihat Bone 7, cukup lama saya mencari ini, setelah memiliki enam Bone
sebelumnya. Sepertinya Pionir Jaya sebagai penerbit tidak mencetaknya dalam
jumlah cukup. Namun review kali ini tidak membahas Bone 7, karena saya
menemukan harta karun karya Jeff Smith lain-nya dan cuma satu2nya di dalam
tumpukan tsb yaitu Rose.
Lantas apa hubungan Rose dengan Bone, tentu bukan cuma
karena sama2 karya Jeff Smith, melainkan Rose lah yang mengawali semua komik
Bone yang ada. Jadi akan sangat menarik mengetahui siapa Tuan Berkerudung
(alias Briar), Lucius dan Nenek Ben (Rose) serta misteri diantara ketiganya dan
juga asal mula Raja Belalang.
Ada perbedaan antara Rose dan serial Bone, jika Bone
cenderung hitam putih, maka Rose berwarna, meski pilihan warna yang digunakan
bagi saya terlalu pucat. Tak jelas juga bagaimana Vess dan Smith sebagai kolaborasi pemenang Eisner Award ini dalam membagi peran
dalam Rose, kesan saya Vess lebih banyak fokus ke gambar sebaliknya Smith ke
cerita, dan aneh juga kenapa kolaborasi mereka berhenti di Bone, karena Smith
akhirnya terkesan jalan sendiri.
Meski demikian, jika anda penggemar Bone, maka Rose akan
menjadi koleksi yang sangat berharga. Lantas apa moral of the story-nya ? kadang dalam hidup
kita khususnya di saat muda kita melakukan kesalahan, namun ini terus menerus
memberikan dampak besar terhadap nasib kita di masa depan. Dalam hal ini cerita
yang disusun Smith sangat kuat sehingga efek psikologis komik menjadi lebih
dalam.
No comments:
Post a Comment