Monday, September 03, 2012

Sold - Patricia McCormick

Menghabiskan waktu di India dan Nepal, mewawancarai wanita2 muda di distrik lampu merah Calcutta, lalu mewawancarai pekerja sosial serta gadis-gadis yang berhasil selamat dari “human traficking”. Disanalah McCormick membuat catatan2 dan  bahkan mencoba mengikuti perjalanan yang ditempuh para tokoh dalam buku ini dari sebuah desa kecil di Nepal, melalui Kathmandu, sampai ke rumah bordil di Calcutta. Dari semua hal itulah buku ini akhirnya dibuat oleh McCormick, yang sampai dengan 2006 tinggal di New York beserta suami, putra dan dua ekor kucing.

Sementara kebanyakan penduduk belahan lain bumi menikmati karir dan hidupnya, di pelosok tertentu dunia terjadi hal-hal yang mengerikan, penjualan ribuan gadis-gadis muda untuk dieksploitasi, jaringan ini bahkan terbentuk dengan lengkap, mulai dari “pencari bakat”, broker tingkat satu, dan seterusnya sampai dengan pemilik rumah bordil dan tentu saja pelanggan-nya yang berani membayar mahal, khususnya bagi yang masih perawan.

Lakshmi, ya begitulah nama tokoh dibuku yang tidak terlalu tebal (300 halaman) namun memiliki bab yang sangat banyak (tepatnya 159 bab). Bagi saya jumlah bab dalam buku ini agak sedikit aneh, dan gaya penulisannya mirip dengan blog. Sebagaimana kita ketahui untuk menghemat bandwidth saat download, blog memang dibagi dalam satu sd tiga web page saja.

McCormick memulainya dari masa kecil Lakshmi, dimana masyarakat desanya sangat menjunjung supremasi lelaki dengan segala haknya. Para lelaki bisa berjudi dengan uang yang dihasilkan istri mereka dengan susah payah bahkan kadang sambil minum-minum. Sementara kaum wanita disamping mencari nafkah masih disibukkan dengan urusan rumah tangga lain-nya. Lebih parahnya, saat anak-anak gadis mereka beranjak dewasa, hanya karena masalah uang, sebagaimana yang dialami Lakshmi, dia dijual oleh Ayah-nya.



Meski pada awalnya Lakshmi memberontak pada Mumtaz si pengusaha bordil, namun setelah dibius dalam keadaan tidak sadar dia dipaksa melayani berbagai macam lelaki tanpa perlindungan minimal sehingga sangat rentan terserang penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan. Saat sakit Mumtaz akan langsung mengobati para pekerja rumah bordil, sekaligus menambahkan daftar hutang yang harus mereka bayar untuk bisa melepaskan diri dari rumah tersebut. Para pekerja yang melarikan diri tidak akan segan-segan di hajar kelompok preman yang dibayar Mumtaz, seperti yang dialami Anita sehingga sebagian wajahnya rusak.

Namun demikian diantara beberapa penghuni terjalin persahabatan yang luar biasa, dan didekatkan oleh kesamaan nasib. Buku ini mengingatkan kita bahwa semua ini adalah tanggung jawab kita bersama. Akhir kata, bagi saya tema buku ketiga McCormick ini dan cara penulisan-nya bisa dikatakan unik, meski pembagian bab-nya menyebabkan alur ceritanya kurang terasa mengalir.

No comments: