Thursday, May 30, 2013

Belajar dari Lebah dan Lalat


Dalam kitab suci dijelaskan bahwa manusia harus menggunakan pikiran-nya, karena di sekitar kita begitu banyak tanda2 yang diberikan Sang Maha Pencipta melalui ciptaan-Nya, namun ini hanya dapat dilihat bagi yang menggunakan pikiran-nya. Karena meski mata kita tidak buta, jika pikiran kita buta, maka kita tidak akan mampu melihat tanda2 dimaksud.

Seorang teman di milis Pajero, sharing mengenai serangga, yakni mengenai lebah dan lalat dua aktor penting dalam dunia serangga. Pertanyaan-nya mengapa lebah cepat menemukan keindahan (baca : bunga) ? sebaliknya lalat cepat menemukan kejelekan (baca : kotoran / bangkai) ? Sebagai catatan tambahan bahkan hanya beberapa jenis belatung dari lalat tertentu dalam ilmu forensik digunakan untuk menghitung umur bangkai. Tahap2 perkembangan belatung ini nyaris selalu akurat dan dapat digunakan sebagai paramater. Anehnya mereka selalu saja dengan mudah menemukan lokasi bangkai, meski kadang ditempat tertutup. 

Apa yang mendorong mereka menemukan keindahan atau kejelekan ? ternyata karena naluri lebah memang hanya untuk menemukan bunga, sedangkan naluri lalat hanya untuk menemukan kotoran. Lebah tidak tertarik pada kotoran, sebaliknya, lalat tidak tertarik pada harum dan keindahan bunga. Alhasil, lebah kaya akan madu sedangkan lalat kaya kuman penyakit.

Hem jika dunia serangga ini kita cari analoginya dalam kehidupan manusia, mengapa sebagian orang memilih menjadi jahat dan sebagian orang memilih menjadi baik ? Karena orang jahat tidak tertarik pada hal-hal yang baik, sebaliknya bila ada hal-hal yang jahat, menyakiti orang lain, menyebarkan gosip, melakukan kebohongan, menyebarkan rasa permusuhan, mereka jadi begitu bersemangat untuk melakukannya tanpa pikir panjang.

Orang baik ialah orang yang tidak tertarik dan tak mau merespon akan hal-hal buruk, menyakiti, isu yang tak jelas, semua hal yang berbau kejahatan yang sekalipun terkadang nampak sekilas baik dan benar. Sebagaimana lalat dan lebah, apa yang dipikirkan akan menghasilkan apa yang dilihat dan apa yang dilihat akan menghasilkan apa yang diperoleh.

Jadi hidup ini sangat tergantung dengan hati dan pikiran. Jika hati dan pikiran selalu negatif maka apa saja yang dilihat akan selalu negatif dan hasilnya adalah penderitaan, sakit hati, kecewa, iri hati dan sirik.Jadi mulailah dengan hati dan pikiran yang selalu positif maka apa saja yang dilihat akan selalu positif dan hasilnya adalah kebahagiaan. Jika kita seperti lebah yg menghasilkan madu, maka orang-orang disekeliling kita juga akan mencicipi manisnya. Tapi jika kita seperti lalat, maka kuman yang kita tebarkan juga akan mencelakakan orang lain.

Kita tutup inspirasi ini dengan firman Allah sbb; "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan" (QS Al-Baqarah 2:164)

1 comment:

jokosugianto said...

Jadi dengan kata lain apa yang kita tanam di dalam pikiran pasti akan menuai hasil yang sama dlm kehidupan nyata dengan apa yang di tanam sebelumnya, saya pun terkadang sering menanam pikiran yg negatif,dan alhasil hidup jd gelisah dan penuh kecemasan :( . belajar positif pokoknya!! :)