Thursday, May 23, 2013

Inspirasi dari Hongkong,Macau dan Shenzhen Part #1 of 18 Persiapan


Setelah anak2 memasuki masa ujian, saya, istri dan adik perempuan  istri serta suaminya memutuskan untuk mengajak anak2 berpetualangan lagi. Pada petualangan sebelumnya kedua keluarga kami sempat ke Denpasar dengan menyetir sendiri  tahun 2004 (Bandung - Semarang - Surabaya - Denpasar - Bromo - Yogya - Bandung), dan ke Singapura tahun 2012, hemm jadi kini apa sasaran berikutnya ?.  Diantara waktu tsb saya dan istri sempat ke Sydney,  Saudi Arabia  2x(Jeddah, Mekkah dan Madinah), Batu, Singkawang, Pontianak, Makassar, Denpasar serta Lombok, sedangkan saya sendirian pernah ke Hanoi – Vietnam dan juga Sorowako, Batam, Balikpapan, Samarinda, Padang Sidempuan, Bangka - Belitung, Padang dan Bukit Tinggi. Untuk ke Malaysia entah kenapa sepertinya saya belum tertarik, begitu juga ke Thailand. Bertualang hemm, kenapa ini menjadi salah satu hobby saya, sepertinya dipengaruhi komik Tintin karya Herge sejak kecil plus dengan minat saya akan fotografi.

Suatu hari saat jalan2 ke Gramedia, saya membeli buku Hongkong, Shenzhen dan Macau dan langsung dilalap istri, begitu kami berdua tamat membaca-nya, maka kami pinjamkan ke adik sekeluarga, dan ternyata mereka menyambut baik rencana tersebut (khususnya karena adik istri memang sudah sejak dulu ingin ke Disneyland Hongkong), dan mulai lah perburuan buku2 lain-nya, disambung dengan perencanaan rute,  pelacakan hotel via www.agoda.com, pencarian peta rute angkutan setempat, sampai dengan penukaran mata uang yang jumlahnya disesuaikan dengan lama hari di masing2 masing lokasi. 


Kenapa kami memilih Hongkong, Shenzhen dan Macau, pertama kami belum pernah kesini sebelum-nya, kedua ini bukan cuma tiga lokasi, namun tiga negara, dengan pemerintahan, budaya dan mata uang masing2 (sehingga memiliki daya tarik masing2 yang spesifik), lalu ketiga, jarak antara ketiganya relatif dekat dan bisa ditempuh dengan Ferry.

Lantas setelah ketemu bersama sekitar 3x, maka setelah ditentukan tanggal keberangkatan, dan juga merefer pada harga tiket dan hotel pada tanggal tersebut, kami memutuskan untuk berangkat tanggal 10/5/2013 dengan rute Air Asia rute Jakarta - Hongkong transit via Kuala Lumpur, lalu tanggal 13/5/2013 Hongkong  - Macau dengan Ferry Cepat Turbo Jet, dan tanggal 14/5/2013 Macau - Shenzhen lagi  lagi dengan Ferry Cepat Xun Long dan terakhir kembali ke Jakarta dengan rute Shenzhen – Jakarta transit via Kuala Lumpur.

Hemm kenapa pakai Air Asia ?, yang jelas airline satu ini memiliki tarif yang sangat bersahabat khususnya jika perjalanan sudah direncanakan jauh2 hari sebelumnya. Kami juga bahkan memesan menu langsung secara online sehingga saat di pesawat khususnya rute Kuala Lumpur – Hongkong dan Shenzhen – Kuala Lumpur sudah tinggal “mangap siap menyantap” saja. 


Untuk menu, yang penting beda, toh dalam perjalanan, saya dan keluarga ada tradisi, tukar menukar makanan. Makanan di Air Asia tersedia mulai dari Nasi dengan Chicken Curry, Nasi Lemak dengan Teri Medan plus Kacang dan Telur Rebus, Nasi Goreng Sate sampai menu khusus Nasi Briyani untuk vegetarian.  Masih belum yakin dengan tarif Air Asia ? penerbangan Jakarta – Hongkong dengan Garuda membutuhkan sekitar Rp 2,6 juta, sementara Air Asia via Kuala Lumpur sekitar Rp 700 ribu saja (di low season).  Tapi tentu saja kita memerlukan transit sekitar empat jam dan tiba di Hongkong malam hari. Karena perjalanan ini tidak terjadi di low season, kami bisa mendapatkan tiket sekitar Rp 1,5 jt namun sudah termasuk makan (untuk perincian biaya dapat dilihat di seri artikel ini khususnya di Part #18).

Untuk hotel, adik ipar sekeluarga berusaha mencari lokasi terdekat dengan pusat kota, sesuai budget , dekat pusat makanan (khususnya KFC dan McDonald), belanja dan khususnya stasiun MTR (jika di Shenzhen dan Hongkong disebut MTR sedangkan di Singapore disebut MRT) atau Bis (jika di Macau). Selain itu rating dari www.tripadvisor.com  juga menentukan pilihan kami apakah hotel tersebut layak atau tidak. Dengan semua kategori tersebut terpilihlah USA Hostel (Mirador Mansion, Nathan Road, Hongkong), East Asia Hotel (Rua Da Madeira, Macau) dan Colour Inn (Li Xin Road, Xin Hua Yuan Building 4th Floor, Luohu-Dongmen, Shenzhen). Disamping itu adik ipar membawa hasil print google map, dari satu lokasi ke lokasi lain untuk memudahkan kami memilih moda transportasi.


Tak lupa kami membawa semua hasil print-an tiket, peta dari lokasi stasiun terdekat ke hotel, peta pulau, buku2 panduan, beberapa blog mengenai lokasi wisata di tempat tujuan, dan disertai doa kami-pun berangkat meninggalkan tanah air dengan perasaan “ngeri ngeri sedap” kalau mengutip istilah Shutan Bhatoegana yang kebetulan agak mirip dengan salah satu teman di kantor.  Tak lupa kami juga membawa jaket untuk berjaga-jaga khususnya di Hongkong yang dikenal sebagai lokasi yang sering dikunjungi badai.


Sealnjutnya di http://hipohan.blogspot.co.id/2013/05/inspirasi-dari-hongkong-shenzen-dan_5278.html

3 comments:

voni said...

Ijin nyimak ya om pohan,mmng ada rncana ke macau thn ini rencananya

Husni I. Pohan said...

He he silahkan Um Voni, tujuan-mya emamg buat membantu orang yang punya rencana jalan2 kesana kok :)

drg NAG said...

Kerennnn šŸ¤©