Tuesday, October 23, 2012

Flipped - Wendelin Van Draanen

Ada banyak cara orang bercerita, ada yang menggunakan flash back, ada yang beberapa kisah paralel  yang dibagi dalam bab bab berbeda (seperti yang biasa digunakan Dan Brown), ada juga penulis yang memberikan pilihan pada  pembaca untuk  memilih cerita yang mau mereka baca dengan menyediakan pilihan tertentu misalnya saat pembaca harus memilih dua cabang dari sebuah perjalanan,  silahkan ke halaman A kalau ada memilih kiri atau ke halaman B jika memilih kanan, sehingga setiap pembaca memiliki akhir cerita masing2. Selain itu ada juga cerita yang meski tokoh utama-nya sama, namun setiap bab ditulis oleh penulis yang berbeda.

Nah buku Flipped pun bukan buku sembarangan dalam memilih gaya bercerita, novel percintaan remaja ini bercerita dengan dua tokoh utama yang saling berinteraksi namun memiliki sudut pandang masing2. Bab demi bab secara bergantian menceritakan sudut pandang Julianna dan Bryce, tentu saja  ini menjadikan novel ini lain dari yang lain dan menurut saya kegembiraan yang diberikan novel ini tidak kalah dengan karya Mark Twain yang sangat termashur yaitu Tom Sawyer.



Hemm kenapa saya sampai membaca novel remaja ? yah sebenarnya sih ini milik anak perempuan saya, dan sepertinya buku ini tidak lepas2 dari tangan-nya, dibaca sampai tengah malam, bahkan juga dibawa ke sekolah untuk dibaca saat jam istirahat. Melihat begitu asyiknya dia,  saya jadi ingin tahu sekaligus agar bisa memahami masalah remaja. Saat dia selesai, novel  yang merupakan hadiah dari guru les-nya ini langsung saya culik dan  lahap. Ternyata saya pun sulit melepaskan novel ini dari genggaman, Alur ceritanya yang sulit diduga, tokoh2 nya yang asyik khususnya Julianna Baker, dan juga Chet yang merupakan kakek-nya Bryce. Misteri keluarga Baker dibuka satu persatu sehingga membuat kita penasaran sekaligus menjadi lebih dekat dengan keluarga "aneh" ini.

Draanen yang memang guru SMA, sengaja membuat novel ini sebagai nasihat bagi remaja untuk pintar memilih pasangan. Pengalaman-nya menunjukkan banyak anak terjebak dengan kemasan. Cara memberikan nasehat melalui novel membuat remaja dapat lebih mudah menerima pesan yang akan disampaikan. Apa sih pesan Draanen ? pesan-nya adalah temukan inner beauty, maka hidupmu akan bahagia, sebaliknya jika kita terjebak pada kemasan (atau casing kalau menggunakan istilah Tukul), maka hidup kita akan mengecewakan selamanya.

Akhir dari novel ini juga menarik, ketimbang terjebak pada konsep "happily ever after" nya cerita dongeng, Draanen memilih mengakhiri buku ini dengan membiarkan hubungan Julianna Baker dan Bryce Loski menggantung, sehingga banyak pembaca yang berharap kedua tokoh ini berciuman di adegan akhir,  harus menggigit jari menahan kecewa. Draanen punya alasan untuk ini, menurut-nya hubungan yang baik adalah yang benar2 sudah mengetahui isi dibanding kemasan, dan tentu saja itu perlu proses. Tapi bagi saya justru inilah salah satu bagian paling menarik dari novel ini.

Ada banyak hikmah khususnya terkait kata2 Chet, kakek Bryce yang selama ini sangat pendiam, ternyata adalah sosok yang bijaksana memilih untuk "diam" sepeninggal istri yang dia cintai dan terpaksa tinggal di rumah menantunya yang menyebalkan. Kata2 yang sangat asyik antara lain saat Juli menolak turun dari pohon Sikamor tua yang hendak ditebang, Julianna mengatakan "Berada diatas dan tersapu angin seolah hatimu dicium keindahan". Kata2 indah lain-nya lain adalah saat Chet menasihati Bryce "Karakter seseorang terbentuk sejak kecil nak, pilihan yang kau buat hari ini akan mempengaruhi hidupmu sampai kapanpun, aku kasihan melihat mu berenang terlalu jauh sehingga nggak bisa kembali lagi". Tak lupa salut untuk penerjemah Sylvia Namira yang membuat karya ini sangat enak dibaca.




No comments: