Sunday, April 14, 2013

Muhammad Al Fatih 1453 - Felix Y.Siauw

Berturut turut, setelah karya Orhan Basarab, lalu Felix Y. Siauw, mata saya serasa di "buka" saat  membaca mengenai Sultan Mehmed II alias Muhammad Al Fatih (selanjutnya kita singkat MAF) sang pembebas Konstantinopel (sekarang dikenal sebagai Istanbul). Berbeda dengan buku  Beyond The Inspiration, dalam buku MAF 1453 ini, Felix menuliskan dengan jauh lebih rinci, peristiwa tanggal demi tanggal dengan semua peristiwa yang ada sampai dengan puncak-nya pembebasan Konstantinopel. 

Konstantinopel sendiri dilewati sungai yang sekaligus memisahkan Asia dan Eropa. Kota yang pernah dipuji Napoleon Bonaparte sebagai ibukota yang paling pantas seandainya dunia berada di satu pemerintahan.

Namun jika kita ingin tahu lebih mendalam mengenai bagaimana pembebasan dilakukan, bagaimana umat dibebaskan (apapun keyakinan-nya), dan sejauh mana akhirnya MAF bergerak, buku inilah yang tepat untuk membahas-nya.

Terlihat juga bagaimana hebat-nya cara MAF mengelola 250.000 pasukan, termasuk manajemen logistik-nya, menjaga motivasi-nya, menemukan berbagai teknik dan ide dalam pertempuran dan belajar dari sejarah agar tak mengulangi kesalahan yang sama.

MAF tidak segan2 mengganti salah satu tangan kanan-nya ketika mereka sempat  gagal di lautan, juga ketika mengundang para ahli memikirkan trik paling pas untuk menghancurkan tembok tiga lapis termasuk bentangan air di tembok paling depan yang akhirnya memunculkan penemuan "ibu dari segala meriam". MAF juga mencetuskan ide menara kayu penuh dengan pemanah (mengingatkan saya akan Lord of The Ring), dan puncak dari seluruh idenya adalah saat menghindari rantai Byzantium, dengan "melayarkan" kapal melewati daratan.

MAF yang sudah diramalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam salah satu hadits-nya "Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian, maka sebaik-baik-nya pemimpin adalah pemimpin-nya dan sebaik baik-nya pasukan adalah pasukan yang menaklukkan-nya (HR Ahmad)". MAF yang menjadikan ini sebagai visi akhirnya berhasil membuktikan tembok Konstantinopel yang sudah berdiri dengan kokoh dapat ditaklukkan.



Setelah pembebasan, MAF menjadikan Hagia Sofia sebagai mesjid, meniadakan segala macam patung dan lukisan benda hidup dari Hagia Sofia dan lalu melakukan shalat Jumat beserta pasukan-nya. Saat sebelum shalat berlangsung, MAF menawarkan siapa yang sejak akil balig tak pernah meninggalkan shalat wajib menjadi imam, namun semua pasukan-nya tetap berdiri. Lalu MAF bertanya kembali siapa yang siapa yang sejak akil balig tak pernah meninggalkan shalat sunat, maka tinggal sebagian pasukan-nya tetap berdiri.  Ketika MAF bertanya siapa yang sejak akil balig tak pernah meninggalkan shalat tengah malam, maka tinggal MAF yang satu2nya berdiri dan lantas menjadi imam. Dari cerita terlihat bagaimana disiplin-nya pasukan MAF di masa itu.

MAF lalu membangun ulang Konstantinopel, dengan taman2 dan air yang mengalir, masjid, pasar, toko, lalu fasilitas publik seperti pemandian, wc umum di seluruh sudut kota. MAF jug membangun Kapili Carsi alias Grand Bazaar, pasar yang dapt menampung lebih dari 4.000 pedagang. Beliau juga membangun delapan madrasah pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Lalu membangun pasukan darat dan laut yang terkuat di dunia pada masa itu. Dengan semua pembangunan itu Konstantinopel dihuni oleh masyarakat dengan jumlah 4x lipat dibanding sebelumnya, dan menjadi kota yang paling tercukupi dalam hal apapun, sekaligus juga kota terkuat di dunia.


Dari sisi pembebasan MAF melanjutkan-nya perjalanan menuju Roma dengan membebaskan Serbia, sampai ke pinggir sungai Danube, lalu Yunani, dilanjutkan dengan koloni Genoa di Sinop, Kaffa dan sekuruh wilayah di utara laut hitam. Kemudian MAF kembali menaklukkan pemberontakan di Trebizond di Asia, dan kembali lagi ke Eropa menaklukkan Wallachia (daerah kekuasaan Pangeran Vlad III alias Dracula), Bosnia, kemudian Albania, dan Moldovia. Berikutnya Eropa barat seperti Karaman, dan akhir-nya sampai ke utara Venesia dan Otranto. Namun pada bulan Mei 1481 dalam usia 49 tahun, MAF menghadap Sang Pencipta, dan kematian-nya dirayakan secara besar2an di Roma, meriam2 ditembakkan dan lonceng2 di bunyikan selama tiga hari berturut turut. Jhon Freely seorang sejarawan barat mengatakan, seandainya musuh tiga Paus ini masih hidup 20 tahun lagi maka seluruh Eropa diyakini akan dibebaskan oleh beliau.

Namun buku ini tidak membahas secara detail mengenai pertempuran-nya dengan Pangeran Vlad III alias Dracula.



 

No comments: