Tuesday, April 02, 2013

Sultan Mehmed II Sang Pembantai Dracula - Orhan Basarab

Beberapa minggu lalu, di meja saya tergeletak sebuah buku berjudul "Sultan Mehmed II, Sang Pembantai Dracula", yang ternyata hadiah dari salah seorang team leader proyek di lapangan. Hemm sepertinya menarik nih, baiklah kita mulai saja review-nya;

Jika dalam sebuah kelas seorang guru bertanya siapa Mehmed II, mungkin nyaris seluruh murid akan "bengong", namun sebaliknya jika ditanya siapa Dracula, maka sebagian besar murid akan tahu. Namun tak banyak yang tahu kalau Dracula adalah pangeran Wallachia putra dari Vlad II. Sebuah daerah subur yang dibelah sungai Danube dan menjadi rebutan sejak jaman dulu karena merupakan gerbang ke Eropa Timur. Vlad II memiliki tiga anak, Mircea, Dracula dan Randu.



Jika guru kembali bertanya, bagaimana cara membunuh Dracula, sebagian besar murid akan berkata dengan salib dan bawang putih. Namun fakta sebenarnya Dracula adalah justru salah seorang komandan Perang Salib, yang pasukan-nya hancur di tangan Mehmed II. Dracula melarikan diri namun akhirnya terbunuh.

Berbeda dengan Mehmed II yang karakter-nya lebih mirip Saladin (Saladin bahkan dikagumi Richard The Lion Heart, salah seorang panglima perang Salib paling terkenal) serta pemaaf pada musuh-nya dengan  melindungi yang kalah, Dracula memiliki berbagai cara penyiksaan. Dalam sejarah sepertinya sadisme Dracula lebih mendekati Caligula.

Jika Muhammad SAW mengatakan bahkan selembar daunpun tidak boleh dirusak dalam perang, atau bagaimana pasukan Sang Nabi jalan memutar karena tidak ingin menganggu se-ekor anjing betina yang tengah hamil (sesuai buku Martin Lings yang mengacu ke sumber2 awal) maka sebaliknya dalam perang, Dracula memiliki hobi membunuh wanita, orang tua, anak2 dan bahkan bayi. Salah satu favoritnya adalah memasukkan benda besi panjang tegak mulai dari anus sampai tenggorokan (maaf). Khusus untuk wanita, dia memiliki teknik pengulitan dan perusakan kelamin. Selain itu teknik rebus hidup2, bakar hidup2  dan diumpankan ke binatang buas. Dracula sejak kecil memang sangat suka menyiksa binatang, memutilasinya hidup2 dan mengakhirinya dengan menusuk dari ujung ke ujung.

Selama periode akhir perang Salib, Dracula tak kurang membunuh 300.000 manusia (sebagian data menyebutkan 500.000), dan sebagian besar rakyat biasa, baik rakyat-nya sendiri maupun musuh. Dracula juga memiliki tempat2 khusus penyiksaan, baik di istana-nya maupun di lapangan terbuka. Banyak korban setelah disiksa dibiarkan begitu saja sehingga menimbulkan bau busuk yang tak hilang berhari-hari. Bukan cuma yang dianggap musuh, bahkan pasukan-nya sendiri juga akan mengalami penyiksaan, jika dianggap melanggar aturan yang dibuat Dracula.  Pada sebuah acara televisi Amerika, bekas Istana Dracula dinobatkan sebagai salah satu tempat terseram di Dunia.

Di lain pihak, Mehmed II pada masa itu berhasil menaklukkan Konstatinopel (kini Instanbul) dengan cara luar biasa yakni "melayarkan" kapal lewat darat melewati Tanjung Emas melintasi Besiktas ke Galata. Hal ini dilakukan karena pasukan darat memerlukan support dan pasukan laut terhalang rantai raksasa Bizantium dan sempat menyebabkan puluhan perahu perang Mehmed II tenggelam. 

Setelah menaklukkan Konstatinopel, dan mendengar perbuatan sadis Dracula, maka Mehmed II menjadikan misi ini sebagai perjuangan kedua. Berkali kali mengirimkan utusan, yang bahkan kepala utusan-nya justru di paku oleh Dracula, membuat Mehmed II menjadikan misi penyerangan Dracula menjadi prioritas.

Buku ini ditutup dengan cerita tentang rangkaian peperangan, dimana Dracula menggunakan berbagai teknik aneh seperti meracuni sungai, menyebarkan penduduk dengan berbagai penyakit (lepra, pes, spilis dan TBC) diantara tentara Turki. Dracula juga ahli dalam teknik penyamaran, menggunakan seragam pasukan yang dia kalahkan merupakan salah satu teknik perang yang biasa dia gunakan. Jenazah Dracula akhirnya dimakamkan di Gereja Snagov, sebelah utara Bucharest.

Buku ini meski tipis namun benar2 menarik, dan uniknya dibuat oleh pengarang asal Turki (tepatnya berasal dari Erdine yang juga merupakan daerah asal muasal Mehmed II), bernama Orhan Basarab namun bertempat tinggal di Indonesia. Sayang judulnya mungkin akan lebih pas "Sultan Mehmed II, Sang Pemburu Dracula"  konotasi kata "Pembantai" menurut saya cenderung negatif. Akhir kata, Orhan berpendapat tugas kita lah membantu meluruskan sejarah sehingga segala sesuatu tetap tercatat sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.

3 comments:

derek hakim said...

MENARIK SEKALI, MEMPERI PENDIDIKAN...TERIMA KASIH

USB OS said...

PROFILBOOK,..

xhtml said...

Terlalu sekali....