Monday, April 08, 2013

Ayah saat di Babat

Ibu menuturkan bahwa di sekitar meletusnya G30S PKI di September ’65, Ayah bertugas di Babat, setelah pindah dari Surabaya (yakni antara Maret 1965 s/d tahun 1966). Pada saat itu, Babat  adalah kota produsen yang banyak memproduksi susu dan merupakan sentra peternak sapi dengan tujuan ekspor ke Hongkong. 

Pada masa itu Kantor Pos memiliki tugas rutin yakni penyaluran gaji dan pembayaran tunjangan pensiunan. Pada era itulah tersebut ayah ditugasi untuk memimpin Kantor Pos Babat. Maka bisa dibayangkan betapa ramainya aktifitas Kantor Pos Babat pada saat itu. Dan dalam suasana demikian itulah Ayah dan Ibu sebagai keluarga muda memulai kehidupan  sebagai anggota masyarakat di Babat. Mungkin karena ditunjang karena sifat Ayah dan Ibu yang sangat bersahabat terhadap lingkungan, maka dengan cepat Ayah dan Ibu mendapat banyak teman di sana.

Di antara teman2 seangkatan-nya di Akademi Pos (atau dikenal dengan PTT pada waktu itu), ayah bukan-lah ranking pertama dari sisi nilai-nilai akademis (maklum kemampuan dan minat ayah yang multi fokus membuatnya tidak pernah bisa total ke pelajaran kuliahnya). Namun ayah termasuk yang pertama di angkatannya yang diserahi tugas memimpin unit (satuan tugas di lingkungan Pos). Teman – teman ayah sempat memrotes ke atasan mereka. "Pak .. kan Pohan ujiannya malah di her (ayah mengikuti ujian ulangan), tapi kenapa langsung diberikan kepercayaan memimpin unit ?" Tapi atasan Ayah (a.l. Pak Adiwinata, yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Wilayah) tetap mendukung penempatan tersebut. Sepertinya para atasan Ayah menilai dari sudut pandang bakat/ jiwa kepemimpinan ayah.
 
Selama di Babat, selain mengurus keluarga, termasuk mengasuh kakakku dan aku, Ibu juga giat mengasah ilmu masak-nya dan mempraktekkan resep soto babatnya (yang sangat terkenal diantar keluarga besar kami). Awalnya memang ibu mempelajarinya dari Tante Suwito (atau biasa dipanggil Tante Wito), sahabat lama Ibu sewaktu satu mess di Surabaya (yang terletak di jalan Sumatera, Surabaya). Rasa enak soto babat tersebut  menurut ibuku, terutama karena kualitas dan kesegaran bahan baku khususnya daging dan babat,  yang menjadi bahan utama olahan soto. Kata Ibu terkadang daging sapi yang akan dimasak tersebut masih berdenyut saking segarnya karena baru saja dipotong.

No comments: