Saat kembali melewati jalur gersang ini, saya ingat kembali novel Martin Ling, yang menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW melewati jalur ini. Nampak monyet liar di titik tertentu, dan mobil-mobil yang parkir terlihat mencoba memberikan makan pada monyet-monyet ini.
Perjalanan ini terasa jauh dan panas, debu dan batu2 terlihat sepanjang jalan. Di Saudi Arabia mobil mobil pribadi yang digunakan umumnya berukuran besar. Saat ini bis-bis di dominasi buatan China seperti Kin Long, Zhong Thong, dll. Sempat melihat Taruna yang di sini ternyata bernama Daihatsu Bego, pantas saja di Indonesia mobil ini terpaksa berganti nama.
Setiap beberapa puluh kilometer, terlihat rest area, sampai akhirnya supir memutuskan untuk berhenti di salah satunya. Sayang toiletnya terlihat kumuh, dan hanya menyediakan selang tanpa gayung maupun ember. Kadang selangnya “nyemplung” di lobang closet jongkok yang langsung menuju ke septic tank, sehingga terpaksa dibersihkan terlebih dahulu.
Berbeda dengan Mekkah yang semrawut, lalu lintas padat dengan banyak mobil penyok sekaligus berdebu, serta di beberapa sisi terlihat agak kumuh, Madinah terlihat lebih tenang dan asri. Madinah juga memilik banyak taman indah, bahkan jangan kaget termasuk air terjun besar di tengah kota.
No comments:
Post a Comment