Setelah membaca Imperia (alias buku pertama) beberapa tahun lalu, saya kaget juga kalau ternyata muncul lagi buku kedua Rahasia Imperia, yang konon kabarnya akan menjadi trilogi layaknya karya Stieg Larsson. Seperti biasa, Akmal menghujani kita dengan banyak sekali informasi, namun berbeda dengan buku pertama, yang banyak menyinggung musik, kali ini suasana classic rock sama sekali tidak terbangun.
Sesuai penjelasan Akmal, buku pertama yang berjudul Imperia ternyata kini telah berganti nama menjadi Ilusi Imperia, dengan beberapa perubahan, namun saya sendiri tidak membelinya kembali, karena sesuai penjelasan Akmal, tidak banyak perubahan antara kedua edisi tersebut. Saya kira Akmal tadinya tidak berniat membuat buku ini menjadi trilogi mengingat jarak antara buku pertama dan kedua saja nyaris 10 tahun.
Sebagaimana buku pertama, lagi-lagi saya merasa MC alias Melani Capricia, sangat mirip dengan karakter Krisdayanti, begitu juga dengan tokoh-tokoh lain dengan Dimensi sebagai kembaran fiktif majalah Tempo. Berbeda dengan buku pertama yang banyak menyinggung Rangga Tohjaya, Marendra (suami MC), Tomo, Arlien, kali ini fokus bergeser ke mbak Meis, Adel dan tentu saja MC serta beberapa agen interpol yang ditugaskan untuk menyelidiki penyelundupan artefak bernilai historis tinggi. Tak ketinggalan Jendral Pur sebagai tokoh antagonis utama, sebagai dalang dibalik semua skenario.
Rahasia Imperia juga tidak sevulgar buku pertama saat menggambarkan adegan kemesraan Jendral Pur, meski tetap kurang nyaman saat Akmal menggambarkan seksualitas Wikan saat misalnya bertemu Jendral Pur, Stefan (putra mbak Meis) atau saat terpancing adegan film di kamar dimana dia menginap. Entah kenapa saya merasa novel ini seharusnya bisa berada di kelas yang lebih tinggi dengan menghilangkan bagian-bagian tersebut.
Penokohan Wikan diawal awal cerita juga terasa serba tanggung, dia lebih mirip boneka yang mengikuti berbagai skenario yang dijalankan orang-orang di sekelilingnya dibanding tokoh utama. Apakah situasi ini memang disengaja oleh Akmal ? bisa saja. Namun di akhir cerita tiba-tiba dengan beraninya Wikan membuka topeng Jendral Pur Sang Dalang dan kroninya (yang ternyata salah satu bos Wikan di majalah Dimensi) secara gamblang dan saya kira perubahan ini , cukup mengagetkan bagi pembaca. Situasi ini juga mengingatkan saya akan buku pertama dimana Adel mendadak membuka semua selubung misterius yang ada.
Secara umum cerita dalam Rahasia Imperia juga lebih kompleks dengan mengangkat mafia Albania dan konspirasi mereka dengan Neo Nazi sebagai latar belakang, belum lagi komunitas pengguna drugs dengan segala macam gaya hidupnya, melengkapi cinta segitiga Adel, MC dan Stefan plus ramuan bumbu pedagang artefak bernilai sejarah tinggi. Entah benar entah tidak buku ini juga mengungkap “praktek terselubung” antara media dan tokoh-tokoh penting di baliknya, dengan kita masyarakat awam sebagai korbannya. Akmal juga tak tangung-tanggung sengaja “mengakhiri hidup” Melani Capricia di Masjid Yavuz Sultan Selim, Mannheim dan Adelia di Lindenhof, Zürich dan dengan demikian membangun sebuah tanda tanya besar sekaligus nyawa dari novel ini sepanjang cerita.
Sebagai wartawan yang pernah bekerja di majalah berita mingguan Gatra (1994-1998), Gamma (1999), sebelum bekerja di majalah Tempo (2004-sekarang) Akmal juga ternyata pendiri dan pemimpin redaksi majalah digital @-ha (2000-2001), serta MTV Trax (2002) yang kini dikenal dengan Trax saja. Dengan latar belakang ini, tak aneh jika pengetahuan Akmal terbilang luas dan tulisannya lancar mengalir.
Untuk melengkapi review saya kali ini, berikut ini beberapa link review saya, terkait karya Akmal yang lain serta trilogi Stieg Larsson.
http://hipohan.blogspot.com/2006/07/review-imperia-akmal-nasery-basral.html
http://hipohan.blogspot.com/2012/09/the-girl-who-played-with-fire-nya-stieg.html
http://hipohan.blogspot.com/2012/08/the-girl-who-kicked-hornets-nest-nya.html
http://hipohan.blogspot.com/2012/08/the-girl-with-dragon-tatto-nya-stieg.html
Saya tutup review kali ini dengan quotes Akmal dalam buku pertama sbb;
“Latih dirimu untuk selalu yakin pada apa yang kamu kerjakan, dan kerjakanlah sepenuh hati. Kalau kau sudah melakukan ini, maka kesuksesan dan kegagalan adalah konsekuensi yang tak akan membahayakan kestabilan jiwamu. Kau tak akan mudah terbius oleh kesuksesan, sebagaiman kau tak akan mudah patah oleh kegagalan. Nikmati saja seperti kau menikmati cerahnya siang dan merindukan gelapnya malam.”
2 comments:
Terima kasih atas komentarnya. FYI, saat ini novel ketiga trilogi ("Coda Imperia") sudah di percetakan untuk proses terbit. Salam, ANB
Siap Mas Akmal :)
Post a Comment