Sunday, November 02, 2014

Perjalanan Haji : Dan Kami Pun Berangkat Part #3 dari 16


Karena saya dan istri kurang setuju Walimatul Syafar dengan cara mengundang seluruh tetangga, saat berangkat justru satu persatu tetangga kami datangi langsung, meminta maaf atas kata maupun perbuatan serta membawa buah tangan Al Quran produksi Syamil serta titipan agar minta didoakan. Kenapa kami berdua kurang setuju ?, menurut hemat kami esensinya adalah meminta maaf sebelum berangkat, sebagai pihak yang meminta maaf akan lebih pas jika kamilah yang rumah tetangga dimaksud satu demi satu menjelang keberangkatan. Jelas “effort”nya lebih besar namun ternyata lebih nyaman di hati. 




Perlengkapan utama kami, terdiri dari masing-masing satu koper besar, satu koper kecil, kantung kain seukuran kresek berwarna pink cerah (sesuai dengan warna ciri khas travel), yang nanti gunanya adalah untuk menyimpan sandal saat masuk Nabawi dan Haram, dan juga Al Qur’an. Saat itu saya masih belum menyangka selain berpisah dengan seluruh harta dan anak, kami pun nantinya berpisah satu persatu dengan koper besar di Aziziah dan lalu koper kecil di Mina. 




Kami berangkat dengan titik kumpul di masjid PUSDAI di jalan Supratman, anak-anak mengantar dengan wajah sedih. Sebelumnya kami sudah mengundang hanya keluarga besar saja untuk acara pelepasan dan minta maaf sekiranya ada kata maupun perbuatan yang salah selama ini. Semakin dekat ke hari keberangkatan perasaan saya semakin galau, namun karena percaya bahwa ini adalah kehendakNya, saya mencoba menguatkan hati. 

Si Bungsu menangis sedih saat kami melambai dari balik bus yang membawa kami ke Bandara Soekarno Hatta. Rasanya hati ini hancur melihat kedua anak2 kami membalas melambaikan tangan diiringi pecahnya tangis histeris Si Bungsu dalam pelukan nenek-nya. Perlahan lahan mereka terlihat mengecil  dan akhirnya lenyap dari pandangan. 

Hemm benar juga perjalanan ini bagaikan menjemput kematian, dan diingatkan bahwa kelak semuanya akan kita tinggalkan, hanya ilmu yang bermanfaat, anak yang soleh dan harta yang diwakafkan lah kelak menjadi  satu-satunya jalan untuk amal yang tak putus. Rumah, kendaraan, anak2, tabungan, pekerjaan, semua kami tinggalkan untuk memenuhi undanganMu ya Allah. 

No comments: