Masih kecanduan setelah menamatkan Laika, saat melihat novel
grafis “Smile” dengan embel2 nominasi Eisner Award 2011, maka tanpa pikir
panjang buku ini langsung saya sambar. Nama pengarang-nya yang terkesan berbau
Indonesia meski ternyata tidak, juga sudah merupakan daya tarik sendiri.
Bayangkan, Raina Telgemeier, rasanya di kuping saya seakan akan berbunyi “Raina
yang berasal dari Tegal”.
Raina digambarkan sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, kuatir dengan perkembangan gigi-nya, Ibu nya memaksa dia untuk ke dokter gigi. Namun apa daya saat bermain, dia terjatuh dan mengalami problem dengan dua gigi depan-nya. Sempat kehilangan dua gigi, meski satu ditemukan, dan yang satu menembus gusi hingga melesak dalam rahang, akhirnya menjadi awal yang tidak menyenangkan bagi Raina.
Cerita ini sepertinya merupakan kisah hidup Raina sendiri
karena kesamaan nama tokoh utama, jenis kelamin dengan sang pengarang.
Diceritakan dengan gaya remaja, komik grafis ini sangat enak dibaca, dan
memancing rasa penasaran kita hingga akhir.
Raina digambarkan sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, kuatir dengan perkembangan gigi-nya, Ibu nya memaksa dia untuk ke dokter gigi. Namun apa daya saat bermain, dia terjatuh dan mengalami problem dengan dua gigi depan-nya. Sempat kehilangan dua gigi, meski satu ditemukan, dan yang satu menembus gusi hingga melesak dalam rahang, akhirnya menjadi awal yang tidak menyenangkan bagi Raina.
Setelahnya yang terjadi adalah dari operasi gigi yang satu
ke gigi yang lain, berbagai macam dokter, teknik pemasangan, pembedahan, pembiusan
harus dilalui Raina saat remaja. Belum lagi berbagai macam peralatan seperti
karet khusus, headgear, kawat, dll. Pada masa itulah dia bisa membedakan mana
sahabat sejati dan mana yang culas. Sempat salah memilih teman, membuat problem
psiokologis dengan giginya semakin berat. Namun cerita ini berakhir bahagia,
setelah Raina menemukan sehabat sejati sekaligus kondisi gigi yang lebih baik
saat dewasa. Lalu Raina menemukan kepercayaan diri saat memilih karir sebagai
kartunis sekaligus animator. Meski pada awalnya keberatan nonton bersama
keluarga film “The Little Mermaid”, namun fim inilah yang menjadi inspirasi
Raina memilih karirnya.
Apa kelebihan karya Raina ? meski dialognya keseharian,
namun penggambaran dialog dan ekspresi wajah tokohnya sangatlah hidup. Raina kartunis
kelahiran San Fransisco ini memiliki kemampuan menggambarkan ekspresi yang
sangat kaya, ini membuat dialog2nya menjadi lebih kuat. Tak heran meski
tema-nya sederhana, komik ini bisa meraih nominasi Eisner Award 2011.
No comments:
Post a Comment