Karena si sulung berencana untuk kuliah di Singapore pada
2013, saya sekeluarga memutuskan untuk berangkat survey lokasi ke sana 5 Juli
2012 lalu. Meski bagi anak dan istri ini
merupakan kunjungan yang pertama, bagi saya pribadi ini adalah kunjungan ke
tiga. Kami terbang langsung dengan Air Asia dari Husen Sastranegara yang sudah
dipesan jauh hari sebelumnya. Changi masih belum banyak berubah, bandara yang
lebih mirip mal ini dilapis karpet dari ujung ke ujung dan sangat bersih. Namun
kursi pijit yang dulu tersebar rasanya tidak lagi saya temukan.
Namun demikian sebagaimana masyarakat negara maju dimana seni sangat dihargai, ada atraksi menarik di Changi, yaitu ratusan bola berwarna emas dan diikat tali tipis serta transparan, turun dan naik secara terprogram sehingga membentuk komposisi yang indah. Kadang seperti gelombang, dan saat lain seperti topografi daratan.
Namun demikian sebagaimana masyarakat negara maju dimana seni sangat dihargai, ada atraksi menarik di Changi, yaitu ratusan bola berwarna emas dan diikat tali tipis serta transparan, turun dan naik secara terprogram sehingga membentuk komposisi yang indah. Kadang seperti gelombang, dan saat lain seperti topografi daratan.
Mendarat di terminal 1 lalu kami segera mencari Sky Train
untuk menuju ke Terminal 2, karena terminal MRT memang adanya di Terminal 2. Setelah
naik MRT, kami berhenti di persimpangan Tanah Merah, lalu MRT lanjut lagi melewati
persimpangan City Hall, akhirnya kami turun di stasiun MRT Dover yang sekaligus terdekat dengan National
University of Singapore (NUS). Perjalanan kami lanjutkan dengan taxi, supir
yang tahu kami datang dari Bandung dengan bersemangat cerita liburan terakhirnya
di Bandung yang menurutnya sangat seru, “makan terus” katanya sambil
menyebutkan sebuah restoran terkenal di Bandung Utara, serta “murah2 jadi tak
mau balek” katanya ketika belanja di Pasar Baru. Hemm jadi kalau orang
Indonesia jalan2 ke Singapore, sebaliknya supir taxi Singapore malah jalan2 ke
Bandung.
MRT merupakan fasilitas utama bagi transportasi di Singapore,
selain murah meriah, MRT juga menyediakan tiket terusan yang dimungkinkan
karena kementerian perhubungan mengatur integrasi antara beberapa moda
angkutan. Penggunaan fasilitas seperti ini juga membuat masyarakat lebih sehat, karena dikombinasikan dengan jalan kaki, dengan jarak lumayan dari dan ke stasion MRT. Di Singapore hanya orang2 tertentu saja yang mau menggunakan mobil, pajak yang tinggi dan susahnya lahan parkir membuat orang berpikir dua kali kalau harus membeli mobil. Hal ini mengingatkan saya akan menteri “nyleneh” Dahlan Iskan yang
baru2 ini berusaha mengintegrasikan PPD, DAMRI dan KAI, semoga saja Indonesia
juga bisa melakukan hal yang sama.
Ada kejadian menarik saat MRT penuh dengan penumpang yang akan masuk, meski saya sudah berusaha secepat mungkin namun pintu sudah keburu tertutup, saat kritis, si bungsu saya dorong kedalam meski sempat terjepit pintu, sedangkan saya meski sempat terjepit juga namun sudah tidak sempat masuk. Saya menunggu kereta berikutnya dan naik di urutan gerbong yang sama begitu keluar istri menyongsong saya dengan wajah haru, sepertinya dia sempat takut kehilangan suami. Namun kejadian yang sama terjadi lagi, kali ini anak2 yang ketinggalan, namun dengan strategi yang sama, kami bertemu kembali di terminal berikutnya.
Ada kejadian menarik saat MRT penuh dengan penumpang yang akan masuk, meski saya sudah berusaha secepat mungkin namun pintu sudah keburu tertutup, saat kritis, si bungsu saya dorong kedalam meski sempat terjepit pintu, sedangkan saya meski sempat terjepit juga namun sudah tidak sempat masuk. Saya menunggu kereta berikutnya dan naik di urutan gerbong yang sama begitu keluar istri menyongsong saya dengan wajah haru, sepertinya dia sempat takut kehilangan suami. Namun kejadian yang sama terjadi lagi, kali ini anak2 yang ketinggalan, namun dengan strategi yang sama, kami bertemu kembali di terminal berikutnya.
NUS merupakan kompleks pendidikan yang sangat besar, dan mendekati
kampus, puluhan apartemen bagi mahasiswa terlihat menjulang. Setelah melihat
lihat dan tanya sana sini, kami langsung menuju Arts and Social Science
Faculty. Kebetulan jurusan yang diincar anak saya “Communication and New Media”
ada dibawah fakultas ini. Suasana di
kampus ini sepi dan dari gedung satu ke gedung yang lain cukup jauh, meski terlihat
beberapa bis khusus. Setelah puas jalan2 di NUS, kami segera menuju Apartemen Lucky
Plaza di sekitaran Orchard Road lagi2 menggunakan MRT. Kali ini kami dari Dover
menuju Raffles Place, lalu dari sini ganti jalur dari Hijau ke Merah, dan
berhenti di Orchard, muncul di pintu terowongan disamping Tang Plaza, jalan
kaki sedikit maka kamipun sampai di Apartemen Lucky Plaza.
Selanjutnya di http://hipohan.blogspot.co.id/2012/08/inspirasi-dari-singapore-2-bukan-lagi.html
Selanjutnya di http://hipohan.blogspot.co.id/2012/08/inspirasi-dari-singapore-2-bukan-lagi.html
No comments:
Post a Comment