Wednesday, August 29, 2012

The Girl with The Dragon Tattoo - Stieg Larsson

Buku ini sudah cukup lama saya beli, namun baru sempat dibaca akhir2 ini, maklum 780 halaman sama sekali bukan buku yang tipis. Tertarik karena iming2 menyabet penghargaan internasional dan dianggap sebagai novel terbaik abad ini (millenium trilogy) tadinya saya mau beli tiga2nya, namun karena belum tahu kualitas Larsson, saya putuskan untuk menyelesaikan dulu trilogi pertama. 

Sedang asyik2nya membaca ternyata sebagian halaman hilang dari halaman 321 ke 336, eh begitu dibaca lagi masuk ke halaman 352, lagi2 halaman berikutnya kembali ke 337. Kualitas terjemahan yang bagus membuat buku ini enak dibaca, dan tidak banyak kesalahan secara tulisan, paling2 seperti halaman 636 ada kesalahan penulisan nama seharusnya Anita Vanger, tertulis Anita Blomkvist.

Nyaris tidak ada tokoh positif dalam buku ini, tokoh utama Blomkvist selingkuh dengan Erika anehnya dengan sepengetahuan suami Erika. Saat melakukan investigasi jurnalistik Blomkvist berhubungan intim dengan narasumber dari keluarga Henrik Vanger yaitu Cecilia Vanger, Blomkvist bahkan juga berhubungan intim dengan Lisbeth Salander (tokoh utama wanita) yang merupakan mitranya dalam kasus ini.  Blomkvist juga digambarkan sebagai tokoh yang  tidak percaya agama sekaligus atheis sebagaimana kebanyakan generasi muda Eropa saat ini. Disisi lain Bjurman yang digambarkan menjadi wali Salander menyalahgunakan posisinya dengan serangan seksual pada salander. Lalu Salander digambarkan sebagai pribadi yang “sakit” berhubungan intim dengan banyak pria dan kadang dengan Mimmi teman-nya yang lesbian. Bukan hanya itu, kecendrungan seksual Christer salah satu mitra Blomkvist dan Erika  di Millenium (majalah investigasi finansial yang didirikan Erika, Bolmkvist dan Christer) juga agak berbau homoseksual.

Lalu apa sih inti dari cerita ini ? sebenarnya fokus utama cerita ini adalah misteri pembunuhan Harriet Vanger, yang tak terpecahkan selama 37 tahun. Dan petunjuk yang ada menjelaskan kalau misteri pembunuhan ini terinspirasi ayat2 injil. Dengan tersangka salah satu keluarga Vanger, yang digambarkan sebagai salah satu pengusaha industri terkemuka Swedia. Lalu Blomkvist yang memiliki kemampuan investigasi serta  Salander yang memiliki kemampuan “hacking” bergabung bersama sama untuk memecahkan kasus ini meski baru bergabung di halaman 434, alias setelah melewati setengah buku. 



Cara Larsson bercerita sungguh sangat realistik, seperti benar2 terjadi, misalnya silsilah keluarga Vanger, situasi di Hedestad yang digambarkan secara “photographic image” (mengingatkan cara Sir Arthur Conan Doyle menggambarkan situasi di Baskerville dalam petualangan Sherlock Holmes). Suasana realistik ini dapat terbangun salah satunya karena Larsson mencampur-nya dengan kejadian nyata seperti terbunuhnya Olof Palme, Perdana Menteri Swedia pada tahun 1986 yang saat itu sedang pulang nonton dengan berjalan kaki. 

Larsson terlihat prihatin dengan nasib kaum wanita, khususnya di Swedia, bab mengenai pembalasan dendam Salander pada Bjurman sang wali dengan kelainan seksual akan sangat memuaskan pembaca yang memiliki paham yang sama dengan Larsson .Simpati Larsson terlihat pada pengantar diawal setiap bagian, Bagian 1 : 18% wanita swedia pernah mendapat ancaman pria, Bagian 2 : 46% wanita swedia pernah mengalami kekerasan kaum lelaki, Bagian 3 : 13% wanita swedia pernah mengalami kekerasan seksual dan Bagian 4 : 92% wanita swedia yang mengalami kekerasan seksual tidak melaporkan-nya ke polisi. Saya cukup surprise membaca bagaimana wanita Swedia mengalami penderitaan yang tidak kalah dengan wanita Saudi Arabia dalam buku Jean P. Sasson.

Tokoh dengan perilaku seksual relatif bebas, serangan jantung pada Hendrik Vanger di jumat tanggal 13, email Salander ke salah satu rekan-nya di Net plague_xyz_666@hotmail.com, iInjil yang digambarkan sebagai inspirasi kejahatan, atau Blomkvist yang atheis  membuat saya agak sedikit bertanya tanya meski novel ini menarik untuk dibaca, namun apa yang ada di balik penghargaan pada novel ini ?

No comments: