Monday, February 18, 2013

Lomba lari dengan Pak Hasan

Pengantar : Tulisan ini merupakan satu dari sekian tulisan almarhum Ayah saya Saiful Parmuhunan Pohan, yang telah berpulang di bulan Juli tahun 2002, namun tulisan-nya yang mengalir, dan penuh dengan ide masih sangat relevan dengan kekinian. Saya dedikasikan bagi almarhum semoga bermanfaat bagi kita yang masih hidup dan menjadi amal baik bagi-nya di alam sana.

Kita mulai dengan garis awal yang sama dengan kecepatan yang berbeda. Kecepatan Pak Hasan enam kilo meter per jam  sedang kita hanya lima kilo meter. Pada dua jam pertama Pak hasan sudah sampai pada kilo meter dua belas, kita baru pada kilo meter sepuluh, perbedaan kita sudah dua kilo meter. Sepuluh jam kemudian Pak hasan di kilo meter enam puluh, sedang kita di kilo meter lima puluh. Bayangkan apa yang terjadi pada jam-jam berikutnya. Pak hasan telah lenyap dan kita pun kehilangan kontak dengan beliau.

Begitulah yang terjadi pada waktu kita mulai berusaha dengan modal sejuta berhadapan  dengan kelompok masyarakat lainnya dengan modal sepuluh juta. Bila keuntungan perusahaan kita misalkan sepuluh persen per tahun, tanpa memperhitungkan bunga dari bunga, sepuluh tahun kemudian kekayaan kita telah menjadi dua juta sementara yang lain telah menjadi dua puluh juta. tahun demi tahun keadaan kita semakin berbeda semakin jauh dan senjang. semua ini bukanlah kesalahan Pak Hasan dan kelompoknya. 

Pemerataan bukanlah upaya menjegal larinya Pak Hasan tetapi upaya mendorong si lemah untuk lebih cepat dan lincah. Keberpihakan kepada si Lemah di samping keberpihakan kepada si Banyak akan berdampak lebih luas.

Memberi bantuan sepuluh juta kepada sepuluh orang jauh lebih bermanfaat daripada memberi sepuluh juta hanya kepada satu orang,. memberi pinjaman kepada dua puluh lima juta orang  miskin sejogianya lebih utama dan lebih besar dari pada pinjaman untuk seratus konglomerat.
Agar barisan Pak Hasan dan kelompoknya jangan terlalu jauh meninggalkan kita adalah sangat bijaksana menyimak ulang apa yang berkali-kali dilontarkan Bp. Probosutedjo tentang pajak progresif dan pajak barang mewah.

Seorang kaya sendirian di tengah-tengah orang miskin jauh lebih susah dibanding dengan sendirian orang miskin ditengah-tengah sejumlah orang kaya.
  

No comments: