Monday, February 18, 2013

Manajemen Gotong Royong #1 : Pengantar

Pengantar : Tulisan ini merupakan satu dari sekian tulisan almarhum Ayah saya Saiful Parmuhunan Pohan, yang telah berpulang di bulan Juli tahun 2002, namun tulisan-nya yang mengalir, dan penuh dengan ide masih sangat relevan dengan kekinian. Saya dedikasikan bagi almarhum semoga bermanfaat bagi kita yang masih hidup dan menjadi amal baik bagi-nya di alam sana. Untuk bahasan kali ini adalah mengenai manajemen gotong royong yang terdiri dari 7 bagian, yaitu pengantar, makna, contoh, sumber dana, administrasi dana, promosi serta penutup dan terdiri dari 16 tulisan.

Tidak terhitung banyaknya pencari kerja hilir mudik di jalan-jalan raya, lunglai dengan memegang map berkeliling mengedari kota dengan tujuan mencari pekerjaan. Di desa-desa ada sejumlah petani tanpa lahan mencari tanah garapan, sementara di pihak lain tersedia lima belas juta lahan yang perlu diolah, ada ribuan km jalan yang harus dibangun, sejumlah bandara, puluhan pelabuhan, sejumlah waduk, ribuan bangunan, beraneka ragam barang komoditi ekspor yang perlu diproduksi, berbagai jenis bahan baku yang masih diimpor yang sebenarnya dapat diproduksi di tanah air dan sebagainya yang kesemuanya memerlukan modal. Jauh di dalam hati, ada segumpal keyakinan bahwa bangsa kita yang besar ini akan mampu membangun diri sendiri tanpa terlalu tergantung kepada bangsa lain.

BAGAIMANA MENDAPAT UANG, kiat apa yang harus dilakukan, administrasi apa yang harus ditempuh, kerjasama yang bagaimana yang perlu dijalin untuk membenahi masalah itu; itulah pokok masalah yang menjadi perbincangan makalah ini.

Di dalam kehidupan sehari-hari terbukti, jika ada seseorang terbentur masalah yang sangat berat yang tidak mungkin diselesaikan sendiri,  mereka bergotong royong, bekerja sama bahu-membahu menggarap masalah itu; bahkan binatangpun (baca : semut) melakukan hal yang sama.

GOTONGROYONG, sebagai salah satu bentuk kerjasama yang telah berurat berakar di masyarakat kita dilirik kembali, ditataulang dan dibenahi, diutak-atik dan diadministrasikan
secara modern , dikomputerisasi dan di “manage” secara canggih untuk digarap dengan penuh kesungguhan. Gotongroyong itu dipersembahkan kepada iman teknologi  untuk dikomandoi secara massal dan nasional.

Buku yang berbicara tentang gotong royong adalah garapan yang tidak mungkin selesai; karena berbagai sebab.

• Pertama, manusia terus menerus berkembang tanpa henti,
• kedua, IPTEK tidak pernah mandek, karena itu “di sana” selalu ada cara baru yang lebih mudah dan murah dalam mengerjakan sesuatu,
• ketiga, semua produk selalu dapat ditingkatkan,
• keempat, tatacara bergotongroyong itu di tiap daerah berbeda warna dan nuansanya begitupun istilah dan pelaksanaannya,
• dan kelima, dia pun harus digarap bergotong royong sesuai dengan namanya.

Untuk mewujudkan gotong royong diperlukan cendikiawan yang terorganisir, bagi saya cendekiawan adalah :

1. tidak buta keadilan,
2. tidak buta hanura , hati nurani rakyat,
3. tidak buta informasi dan iptek,
4. tidak buta lingkungan dan habitat, dan
5. tidak buta demokrasi.


Sebagai suatu organisasi cendikiawan, persatuan dan kesatuan tidak memberikan arti apa-apa tanpa berbuat sesuatu, “Harga” dari sebuah organisasi tidak tergantung kepada;

1. apa yang diketahuinya,
2. berapa besar jumlah anggotanya,
3. bangsa apa dia,
4. apa agamanya, dan
5. bagaimana bunyi AD-ART nya tetapi seluruhnya bergantung kepada APA YANG DIPERBUATNYA.


Kewajiban suatu organisasi adalah memelihara “dunia” agar lebih baik kita diami bersama-sama agar kehidupan , lebih bersih, lebih jujur, lebih murah dan mudah dengan tiga ciri utama;

• Pertama, mengabdi kepada kepentingan masyarakat. Organisasi ini dibentuk bukan untuk orang muslim semata tetapi untuk semua umat, rahmatan lilalamin. TO SERVE THE PUBLIC INTEREST,

• Kedua, memelihara komunikasi yang baik. Di samping mempunyai “mulut” yang mampu mengkomunikasikan dan menginformasikan kebersamaan derap langkah dalam mengendalikan dan mengomandoi kehidupan organisasi juga harus mempunyai “telinga” untuk mendeteksi tanda-tanda zaman, MAINTAIN GOOD COMMUNICATIONS dan,

• Ketiga, yang tidak kalah pentingnya, menitik bertkan morakl dan tingkah laku yang terpuji,. Yang halal tidak perlu dicapai dengan jalan haram . daripada berbuat zalim biarlah menderita kezaliman. Lebih baik kalah tapi sportif daripada menang dengan jalan licik, STORES GOOD MORALS AND MANNERS. 


Makalah ini dibuat oleh seorang pensiunan yang sakit-sakitan, terseok-seok, di suatu tempat, di suatu desa, berminggu-minggu dan berbulan-bulan dengan puluhan kendala, tanpa riset, pengetahuan minim, miskin data akurasi lemah dan aneka kekurangan. Dalam bentuk yang sangat sederhana dipersembahkan kepada anak cucu.  Anda lah yang menjadi pemiliknya dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena itu kekurangan dan ketidaksempurnaannya menjadi tanggung jawab Anda.

No comments: