Setelah terbiasa berjualan, dan mulai menikmati manisnya “untung”, aku dan adikku mulai tertarik membelanjakan sebagian dari keuntungan kami untuk bersenang senang. Setelah jualan habis, maka kamipun bergegas menuju bioskop (nama bioskop ini adalah Angkola Theater) yang berlokasi di sebelah pasar. Ketika pertama kali menonton tentu saja kami tidak mau rugi, karena itu kami memutuskan untuk membeli karcis agar duduk di deretan paling depan.
Saat itu bioskop buka di pagi hari dengan tarif potongan seperempat harga. Ternyata perkiraaan kami salah, niat bersenang senang harus dibayar dengan leher pegal. Film yang kami tonton berjudul “Bengawan Solo” yang dibintangi Raden Mochtar, berperan sebagai seorang ningrat yang menikahi gadis biasa, dan berakhir tragis dengan perceraian karena tidak disetujui oleh keluarga si ningrat dan bunuh dirinya si gadis dengan terjun ke sungai Bengawan Solo.
No comments:
Post a Comment