Buku ini dibuka dengan kata2 yang dikutip dari buku Juri Lina “ Secret History of Freemasonry” yang berisi bagaimana melemahkan dan menjajah suatu negeri dan terdiri dari tiga cara pertama; kaburkan sejarahnya, kedua; hancurkan bukti2 sejarah bangsa sehingga tidak bisa diteliti dan dibuktikan kebenaran-nya, serta ketiga; ciptakan kesan bahwa leluhur bangsa tersebut bodoh dan primitif.
Buku ini mengingatkan saya akan karya salah seorang professor Brazil (Arysio Nunes dos Santos ) yang sangat meyakini bahwa Atlantis tak lain dan tak bukan adalah Indonesia. Begitu juga buku Openheimer ahli genetika yang pernah terlibat dalam proyek pemetaan DNA internasional dan juga meyakini bahwa Indonesia adalah asal muasal peradaban Dunia. Salah satu bukti yang diangkat Rizki adalah adanya tembok raksasa di perairan Papua, dan dapat dilihat dari Google Earth dengan panjang ratusan kilometer, dan tinggi serta lebar sekitar 2 kilometer. Bukti2 lain adalah kesamaan relief Maya salah satu kebudayaan yang dianggap paling tinggi di era sejarah yang ternyata sangat mirip dengan relief di candi2 purba di Indonesia. Tak lupa laporan NASA mengenai sinar yang muncul dari salah satu kompleks Candi di Indonesia yang mengisyaratkan kompleks Candi tsb dibangun dengan memperhatikan kaidah2 astronomi dan didesain untuk menjadi portal ke dimensi lain.
Merefer pada buku Plato "Timaeus" dan "Critias" (360 SM) Prof. Santos sangat yakin bahwa lokasi yang dimaksud adalah Indonesia. Sesuai hikayat yang menyatakan bahwa benua ini tenggelam hanya dalam 1x24 jam, satu2nya yang mungkin adalah tsunami yang diakibatkan letusan super volcano yang dua diantaranya memang berlokasi di Indonesia (Toba dan Krakatau).Dimana efek letusan ini sekaligus sebagai transisi Zaman Es ke Zaman kini.
Dengan demikian bumi dilanda pasang setinggi paling tidak 120 meter akibat mencairnya es, dan sesuai dengan penelitian terbaru jika topologi bawah laut indonesia sedalam 120 meter dipetakan, maka akan terlihat bahwa luas Indonesia jauh lebih luas dari saat ini, dimana, Sumatera dan Jawa sebenarnya berada dalam satu lempengan. Sehingga apa yang menjadi Indonesia saat ini adalah dataran yang lebih tinggi termasuk gunung dan bukit. Begitu juga cara bertani, kekayaan alam (batu batuan), emas yang juga disebutkan ole Plato dan menjadi ciri khas Atlantis.
Tokoh yang terlibat dalam buku ini seperti biasa ahli simbol Jhon Grant, yang memutuskan untuk tinggal di Indonesia, namun dalam buku ini peran Grant lebih pasif di banding buku2 Rizki sebelumnya. Betul bahwa dia menjadi tokoh yang dipercaya untuk menyimpan informasi koordinat harta berharga yang sengaja diciptakan “Decoy”-nya, namun arah cerita dimainkan oleh tokoh2 lain seperti Ki Mahendra.
Kenapa ada Ki Mahendra ? pada buku ini Rizki seperti yang diakuinya memang banyak menggunakan nara sumber yang memiliki kemampuan berhubungan dengan alam lain. Agaknya Rizki berpendapat selama nara sumber alam lain yang digunakan cukup kredibel, maka informasi yang digunakan layak untuk diperhatikan. Untuk ini saya melihat ada kemiripan metode dengan Muhammad Isa Dawud yang menggunakan teknik yang sama dalam “Dialog dengan Jin Islam”.
Seperti biasa, buku-nya Rizki sangat padat dengan informasi sekaligus agak kedodoran dalam merangkai tokoh2 fiktif dalam buku ini dengan tema utama cerita. Tokoh2 nya terkesan ingin menggurui pembaca dengan segudang informasi yang sebagian sumbernya dapat dilihat langsung di internet. Namun usaha Rizki untuk menggali kebudayaan bangsa sendiri tetap merupakan sesuatu yang perlu kita hargai. Dan buku ini berusaha menyadarkan kita untuk bangga, sekaligus lebih waspada dengan niat terselubung bangsa2 lain yang ingin menghisap kekayaan alam Indonesia.
No comments:
Post a Comment