Thursday, February 16, 2012

Kelahiran

Aku lahir di Padang Sidempuan 18/10/1936 di Hari Minggu, dari seorang Ayah bernama Husin Lubis (tanggal lahir tidak jelas, perkiraan 1913) yang berasal dari Desa Roburan Dolok (dolok=bukit, lawan kata lombang=lembah), Kecamatan Kayu Laut, Mandailing sekitar 80 kilometer dari Padang Sidempuan. Dan seorang ibu bernama Nurjali Tanjung (tanggal lahir tidak jelas perkiraan 1915) berasal dari Desa Sihepeng, sekitar 40 kilometer dari Padang Sidempuan.  Ayahku bertubuh tinggi dan kurus berkulit coklat, sedangkan ibuku berkulit putih, bertubuh sedang, bermata besar dan dalam dengan hidung yang sangat mancung, dan paras bagaikan wanita afghanistan.

Saat aku lahir kami baru pindah rumah. Sebenarnya Ayah sudah punya firasat tidak baik mengenai rumah tersebut, karena ketika pertama kali datang dia sudah merasakan kehadiran mahluk tak kasat mata yang menghalangi pintu utama. Namun tak jelas kenapa, akhirnya Ayah dan Ibu tetap memilih rumah itu sebagai tempat tinggal. Ketika akhirnya aku lahir ibuku mengalami koma, serta pendarahan habis2an. Dalam keadaan tidak sadar dia seringkali melihat mahluk kecil berwarna hitam, yang dalam sekejap membesar dan meninggi sehingga membuat mata Ibu mendelik keatas dan hanya terlihat putihnya saja. Lalu mahluk itu memerintahkan Ibuku untuk membuka sarung-nya. Dan ibu sering sekali akhirnya sadar dalam keadaan tanpa sarung, dengan darah nifas menggenang dimana-mana. Saat itu memang kepercayaan penduduk setempat, ada sejenis mahluk halus (disebut begu) yang menyukai darah nifas.

Karena kondisi Ibu-ku yang sekarat, maka selama sebulan  tidak ada yang benar2 bisa merawat aku. Para tetua mengatakan semua sudah pesimis apakah aku dapat hidup layaknya bayi normal, karena tanpa nutrisi yang cukup selama sebulan beratku menyusut hingga hanya sebesar tupai dan sempat dijuluki “anak tupai”. Mereka berkata, saking kurusnya kepalaku terlihat berdenyut dan seakan akan transparan. Ayah berusaha membelikan susu bubuk buatan Belanda, dan para keluarga memberikan bubur tepung beras pada ku, meski karena umur yang tidak cukup, bubur beras tsb keluar begitu saja dari “saluran pembuangan” dalam keadaan tak tercerna namun akhirnya Ibu sembuh dan dapat merawatku secara normal.

No comments: