Thursday, February 16, 2012

Penantian

Ketika aku berkenalan dengan pria yang akhirnya menjadi suamiku, tak berapa lama diapun pergi kembali ke Bandung, begitu sampai di Bandung diapun mengirim surat pertama dengan isi sbb;

“Demi deburan ombak ke lambung kapal,
seperti deburan jantungku jika mengenangmu,
ya Allah ya Tuhanku, pertemukan lah aku dengan-nya sekiranya dia memang jodohku”.


Surat ini satu-satunya peganganku, dalam menantikan dia, meski satu persatu sahabatku akhirnya menikah, dan satu persatu pria yang melamarku kutolak, aku tetap setia menantikan dia. Begitu beratnya perasaan rindu rendam yang harus aku tanggung, sehingga sepuluh tahun setelah menikah, saat di Bandung aku harus ke belakang untuk menimba air sumur di bawah sinar bulan yang sama, aku selalu teringat bagaimana sakitnya perasaan tersebut.

No comments: