Suamiku adalah sosok yang sangat suka bergaul, dia memiliki banyak teman dan sering menghabiskan waktu untuk merokok, ngopi, main catur dan main bridge khususnya di malam hari. Ketika dia harus kuliah, sering sekali dia tidak dapat mengatur waktu untuk dapat menjalankan semua aktivitas tsb, Akhirnya karena nilai yang tidak cukup, dia gagal dan harus mengulang. Saat itu aku berusaha untuk melakukan sesuatu yang mau tak mau harus aku lakukan demi masa depan keluarga kecil kami, dan karena keterbatasan dana, maka aku berjalan kaki dari jalan Kerang (sekitar SMP 13) ke jalan Terate di siang hari, sambil menggendong si sulung (Seberat sembilan kilogram) menuju rumah Direktur Pendidikan PTT, untuk meminta kebijaksanaan beliau agar suamiku diberi kesempatan untuk dapat mengikuti ujian ulang. Saat itu aku baru tahu kalau dia sangat sering bolos, dan aku terpaksa mengatakan kalau bolos-nya dia saat itu tak lebih dan tak kurang karena ingin mencari penghasilan tambahan bagi keluarga kecil kami.
Beberapa tahun setelah peristiwa ini, suamiku kerap kali bermimpi buruk tidak lulus, dan terbangun sambil terloncat dan keringat dingin mengucur deras.
No comments:
Post a Comment