Blog, ini menggambarkan pendapat saya di bidang musik, film, komik, game dan buku. Semoga menjadi bacaan yang bermanfaat. Tulisan disini awalnya mayoritas merupakan opini pribadi saya dalam berbagai milis yang saya ikuti, meski semakin kesini saya mulai menambahkan hal2 baru dan tidak terkait milis yang saya ikuti. Untuk 2008, saya tambahkan beberapa "Poetry from My Past", semoga bermanfaat, di 2011 saya tambahkan "Inspirasi Hidup", 2012 saya tambahkan "Catatan Ibunda, Ayahanda dan Abang", thx
Thursday, February 16, 2012
Zaman Jepang – Ibu mencari nafkah
Pada saat Ayah ditahan, Ibu berusaha keras untuk mencari nafkah. Dengan uang yang tersisa, Ibu membeli kelapa, dan bangku yang dinamakan ampaan. Bangku ini bisa diduduki tiga orang dan memiliki papan penjepit serta parit yang diukir, Setelah kami memarut semua kelapa yang ada, maka kami menempat kan kelapa parut tersebut di ampaan setelah sebelumya dimasukkan dalam kantong yang terbuat dari anyaman kulit kayu, lalu kami duduki dan tak lama muncullah aliran santan kental, yang lama lama membentuk aliran yang lebih besar dan ditampung di bagian bawah dengan ember. Ampas yang tersisa, dikumpulkan lagi, diaduk dengan air, ditumbuk di lesung, lalu kembali diperas dengan ampaan. Setelah semua santan terkumpul, Ibu membuat lobang ditanah, lalu meletakkan kuali berukuran besar untuk menampung semua santan yang ada, lalu dinyalakan lah api.
Tak lama setelahnya setelah santan mendidih sekian lama, muncullah lapisan minyak dibagian atas terpisah dengan air dibagian bawah. Lalu ibu dengan menggunakan tempurung yang berlubang, sedemikian rupa sehingga hanya air yang masuk untuk dibuang, sehingga yang tersisa benar benar merupakan santan murni. Kemudian dipanaskan kembali, sampai minyak ini akan berbau sangat harum, lalu pelan2 Ibu menyendoki minyak dan mulai mengisi botol satu demi satu. Pada bagian bawah masih ada ampas berwarna coklat, dan ini masih bisa diperas kembali sehingga yang tersisa benar2 ampas tanpa minyak, ampas ini sering digunakan sebagai bumbu rendang dan berasa gurih. Semua proses ini memerlukan waktu empat jam, sehingga siang-nya aku mulai mengantar semua minyak ini ke langganan2 Ibu.
Disamping usaha minyak kelapa Ibu juga menanam banyak sekali pohon pisang, dan buahnya dijual ke warung warung. Di daerah kami, selalu ada koran yang tersedia untuk dibaca bergantian di warung, lalu setiap orang seakan akan menjadi ahli politik untuk mendiskusikan berbagai masalah di negeri ini. Sedangkan sebagian yang lain bermain catur, dengan sebagian yang lain menjadi komentator untuk setiap langkah yang dilakukan pecatur. Tentu saja pisang goreng dan segelas kopi panas menjadi pasangan yang paling pas di tempat tempat seperti ini. Tidak punya duit tidak lah menjadi masalah, karena dalam kondisi seperti ini segelas kopi dapat bertahan berjam-jam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment